Kabupaten Banyumas – Ir. Soekarno selain Presiden RI Pertama, ia adalah pimpinan partai politik yang menjadi pemenang Pemilu di tahun 1955. Pemilu yang acapkali disebut paling demokratis yang diikuti 29 partai politik dan 1 wakil perseorangan. Partai itu bernama Partai Nasionalis Indonesia (PNI). Partai berlogo Banteng didalam segitiga itu memperoleh peringkat puncak dengan perolehan 8.434.653 suara dengan presentase 22.32 persen suara nasional.
Dari perolehan suara yang moncer kala itu, Jawa Tengah menjadi provinsi penyumbang suara terbanyak. Salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang paling ‘merah’ ialah Kabupaten Banyumas. Kabupaten yang berlokasi di sisi barat Jawa Tengah itu menyumbang 220.079 suara untuk DPR dan 225.010 untuk konstituante. Kemenangan yang ditorehkan di Kabupaten Banyumas adalah kemenangan terbesar PNI di Jawa Tengah waktu itu. Dapat diartikan, dari semua kabupaten atau kota di Jawa Tengah, Banyumas menjadi lumbung suara PNI terbanyak.
Dikutip dari antaranews.com, pelaku seni Banyumas yang merupakan anak dari kader PNI, Bambang Barata Aji menceritakan bahwa Ketua Umum PNI saat itu yakni Ali Sastroamidjojo yang juga menjabat Perdana Menteri, memberikan ‘hadiah’ kepada Kabupaten Banyumas atas tingginya raihan suara PNI di Pemilu 1955 dengan menjadikan Kabupaten Banyumas sebagai tuan rumah penyelenggaraan Kongres PNI ke-10 yang digelar pada tahun 1963.
Menurutnya, penunjukan Banyumas sebagai tempat dilangsungkannya Kongres PNI tersebut dilakukan lantaran PNI di Banyumas berhasil mengumpulkan perolehan suara terbanyak di Jawa Tengah yakni mencapai 54 persen pada Pemilu 1955. Kongres PNI pun berhasil digelar di Kota Purwokerto, Banyumas dengan dihadiri ribuan kader pada 28 Agustus hingga 1 September 1963 dan dihadiri langsung oleh Soekarno.
Hingga kini, Jejak-jejak Soekarno masih nampak dan terpampang rapi di Gedung Eks Bakorwil III Banyumas yang terletak di Jalan Gatot Subroto Nomor 75, Purwokerto. Dari foto yang terpampang di Gedung Eks Bakorwil III, disebutkan Putra Sang Fajar itu sempat bermalam di gedung yang dulunya merupakan rumah dinas residen pada zaman kolonial Hindia Belanda itu.
Potret Lawas Gedung Eks Karesidenan Banyumas (sumber: BPKAD Provinsi Jawa Tengah)
Melihat rentetan fakta sejarah, munculnya adagium Jawa Tengah sebagai ‘kandang banteng’ nyatanya memiliki jejak historis yang panjang. Dikutip dari Tempo, pengamat politik dari Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agus Riewanto menjelaskan alasan tingginya basis suara pendukung PDI Perjuangan di Jawa Tengah. Ia menjelaskan hal ini tak lepas dari rekam jejak sejarah PNI di Jawa Tengah.
Ia menjelaskan PDI Perjuangan yang berakar dari PNI itu mendapat tempat khusus di hati masyarakat Jawa Tengah. Apalagi masih ada trah Soekarno di pucuk pimpinan partai yakni Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDI Perjuangan. Menurut Agus, Soekarnoisme melekat kuat di Jawa Tengah.
“Ini (berhubungan dengan) historis PNI dan Soekarnoisme,” kata Agus kepada media pada 2022.
Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, Bambang Wuryanto atau akrab disapa Bambang Pacul bahkan menyebut bahwa Kabupaten Banyumas merupakan ‘ibu kota-nya PNI’. Ia menyebut bahwa sebagai ibu kota PNI, sikap tegak lurus di tataran kader partai PDI Perjuangan di Banyumas telah menjadi budaya.
“Banyumas merupakan Ibu kota-nya PNI, jadi loyalitas tegak lurus sudah menjadi kultur kader partai (PDI Perjuangan, red) di Banyumas,” ungkapnya saat memimpin Rapat Koordinasi DPC PDI Perjuangan Banyumas, Sabtu, (11/11/2023).
Penulis: Fito Erlangga
Referensi
Antara, 25 Desember 1955
Sumarworto, Pelaku seni Banyumas usulkan Ali Sastroamidjojo sebagai pahlawan, 10 November 2020, https://m.antaranews.com/amp/berita/1832620/pelaku-seni-banyumas-usulkan-ali-sastroamidjojo-sebagai-pahlawan
Khoirul Muhid, Hendrik, Alasan Jawa Tengah Jadi Kandang Banteng PDIP, Pendulang Suara di Pemilu, 15 Juni 2023, https://pemilu.tempo.co/amp/1737335/alasan-jawa-tengah-jadi-kandang-banteng-pdip-pendulang-suara-di-pemilu