Kota Semarang – Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, yang akrab disapa Mas Hendi turun langsung bergerak untuk menangani tanggul jebol di wilayah Tanjung Mas. Mas Hendi datang didampingi oleh jajarannya di Pemerintah Kota Semarang, diantaranya dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Sosial, hingga Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang.
Mas Hendi juga tampak mengecek lokasi bersama Kapolrestabes Semarang, Irwan Anwar, Dandim 0733 BS/Kota Semarang, Honi Havana, serta sejumlah jajaran Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana.

Mas Hendi menyebutkan, tanggul jebol terdeteksi di dua titik, yaitu di area sekitar PT Lamicitra Nusantara dan Kampung Ujung Seng. Penyebabnya karena terjadinya air pasang tertinggi dalam waktu satu dekade terakhir di Kota Semarang.
“Puncak air pasang tertinggi sebelumnya terjadi bulan Juni tahun 2020, ketinggiannya 1,8 meter. Hari ini, ketinggian air pasang mencapai 2,1 meter. Jadi, sebagian limpas, sebagian lagi membuat tanggul jebol,” tuturnya.
Mas Hendi menambahkan, dampak dari terjadinya musibah tanggul jebol dialami oleh sedikitnya warga di 6 RW. Sebagian besar masyarakat tidak menghendaki mengungsi. Pihaknya juga akan menyiapkan segala keperluan warga yang saat ini tempat tinggalnya terendam air pasang. Mas Hendi menegaskan, distribusi bantuan dimulai pada malam hari saat dirinya tiba di lokasi.
“Malam ini, kita mulai kirimkan tiga ribu nasi bungkus, lalu juga ada dari Pak Kapolrestabes dan Pak Dandim, serta kawan-kawan swasta yang akan terlibat,” imbuhnya.
Mas Hendi, yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Semarang menerangkan, telah berkomunikasi dengan jajarannya di Dinas Pekerjaan Umum. Pihaknya meyakinkan, bahwa akan ada tanggul darurat yang akan diupayakan sejak dirinya tiba. Tanggul darurat tersebut dibangun dengan menumpuk karung berisi pasir.
Mas Hendi juga mengungkapkan, air pasang tinggi tidak hanya terjadi di Kota Semarang, namun beberapa Kepala Daerah di pesisir utara juga melaporkan hal yang sama.
“Tadi beberapa daerah di pesisir utara juga sudah mengeluhkan hal yang sama. Hanya di Kota Semarang ini di luar dugaan, karena ada satu titik yang selama ini aman-aman saja, namun hari ini kita lihat kedalamannya 1 sampai 1,5 meter,” pungkasnya.
Koresponden : WP – Didik