Kota Semarang – Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, yang akrab disapa Mas Hendi, meninjau lokasi kebakaran Pasar Manyaran yang terjadi Senin 9 Mei 2022 lalu. Pihaknya juga memastikan,, penanganan kebakaran tersebut telah dilakukan oleh jajaran Pemkot Semarang, Selasa (10/5/2022).
“Saya ikut prihatin, Senin malam kemarin, Pukul 19.45 sampai Pukul 20.00 WIB, terjadi kebakaran di Pasar Manyaran. Untuk yang terbakar sebanyak 24 los pasar, namun korban jiwa tidak ada,” ungkapnya.

Mas Hendi juga menjelaskan, pasar tersebut merupakan tempat relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di Jalan Manyaran, yang dipindahkan karena pelebaran jalan. Mas Hendi menambahkan, para pedagang di pasar tersebut justru tidak mempergunakan kios tersebut yang tidak sesuai peruntukannya.
“Ternyata, banyak pedagang menjual lagi kiosnya dan dialihnamakan. Konsepnya, bukan seperti konsep awal. Selain itu, banyak kios yang dijadikan tempat produksi, namun tidak berjualan di sana. Maka dari itu, Pemkot Semarang akan mengkaji ulang keberadaan pasar tersebut,” jelasnya.
Maka, Mas Hendi melakukan peninjauan untuk membicarakan terkait solusi tersebut. Kira-kira apa yang bisa dilakukan Pemerintah Kota Semarang untuk membantu meringankan pedagang yang terkena dampak kebakaran, agar mereka tetap bisa berjualan.
“Akan dilakukan upaya pengkajian mendalam, apakah akan bangun kembali pasar atau ada kekhususan, misalnya, menjadi pasar burung atau pasar ikan hias, atau mungkin bisa untuk ruang terbuka hijau. Kota Semarang sudah punya pengalaman buruk terkait kebakaran pasar. Ketersediaan alat pemadam kebakaran di pasar, serta tempat publik lainnya akan menjadi perhatian,” tutur Mas Hendi, yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Semarang.
Belum diketahui secara pasti penyebab kebakaran Pasar Manyaran tersebut. Rata-rata beban listrik dan korsleting atau bisa juga karena lilin. Namun pihaknya mengaku, tidak bisa menduga-duga. Menurutnya, di ruang publik, terlebih yang berdempet, selain dituntut waspada dan displin, juga harus disiapkan sarana pemadam api.
“Kami, melalui Dinas Perdagangan Kota Semarang sedang menghitung, apabila tidak terlalu besar anggarannya bisa segera pakai Belanja Tidak Terduga (BTT). Namun, apabila terlalu besar anggarannya, maka akan dibuatkan anggarannya di tahun depan,” pungkasnya.
Koresponden : WP – Didik