Kota Semarang – Menerima perwakilan Secretariat for Economic Affairs (SECO) dari Swiss, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, yang akrab disapa Mas Hendi, mendiskusikan implementasi proyek Indobus (Indonesian Bus) di Kota Semarang, serta arah pengembangan infrastruktur perkotaan di Kota Semarang, Selasa (17/5/2022).
Melalui program SUTRI NAMA-INDOBUS, SECO mendukung implementasi proyek INDOBUS (Indo Bus) yang dijalankan oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), terkait pengembangan sistem Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Semarang. SUTRI NAMA (Sustainable Urban Transport Indonesia Nationally Appropriate Mitigation Action) merupakan sistem transportasi perkotaan yang berkontribusi terhadap mitigasi perubahan iklim akibat efek gas rumah kaca.

Dalam kesempatan itu, Mas Hendi mengungkapkan, Indobus atau Indonesian Bus Rapid Transit Corridor Development Project merupakan komponen teknis tambahan dari program Sutri Nama, yang memberikan bantuan teknis untuk melaksanakan Sistem Bus Rapid Transit (BRT) dengan lajur khusus. BRT ditargetkan beroperasi satu setengah tahun ke depan.
“Saya ucapkan terimakasih bahwa SECO, JIZ, semuanya sudah banyak membantu Kota Semarang, terutama di sektor perhubungan, serta hal-hal lainnya. Hubungan baik ini semoga dapat meningkat, hingga pendanaan infrastruktur,” ungkapnya.
Mas Hendi menambahkan, salah satu persoalan sebuah kota adalah pertumbuhan penduduk, serta kendaraan bermotor yang juga meningkat sangat luar biasa. Pada tahun 2021, data kendaraan bermotor dan mobil di Kota Semarang ada 1,8 juta, naik 200 ribu dibandingkan tahun sebelumnya.
“Apabila dibiarkan, jumlah jalan ini tidak bisa menampung. Maka, kita berikan edukasi kepada masyarakat untuk menggunakan transportasi publik (BRT). Dimulai pada tahun 2010, ada 1 koridor, yang setelah kita evaluasi, jumlah penumpangnya sampai 80 ribu satu koridor. Kemudian, setelah 12 tahun (2022), kini kita punya 9 koridor, ditambah 4 feeder, sehingga ada 13 rute yang dilalui BRT. Jumlah penumpang kita mencapai 13 juta,” imbuhnya.
Mas Hendi, yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Semarang, menjelaskan, tahun ini pihaknya direncanakan akan memulai ground breaking untuk transportasi basic rel, yaitu trem, meskipun tentu banyak kendala, terutama subsidi tiket. Kendala berikutnya adalah, BRT masih memakai high deck, artinya ada kesulitan untuk penyandang disabilitas, maka nantinya direncanakan akan membeli bus low deck.
“Kami berharap, nantinya jadwal BRT dan trem dapat on time, sehingga masyarakat dapat bergantung dan dilayani dengan tepat waktu. Maka, atas kehadiran SECO ini, kami ucapkan terimakasih, semoga mampu juga berkolaborasi ke hal yang lebih besar, terutama ke pelayanan transportasi umum di Kota Semarang,” pungkasnya.
Koresponden : WP – Didik