Kabupaten Sragen – DPC PDI Perjuangan Sragen menggelar acara Doa dan Tahlil yang ditujukan untuk korban tragedi Kudatuli di Aula Sekretariat DPC, Selasa (26/07/2022).
Hadir dalam giat tersebut Ketua DPC Untung Wibowo Sukowati didampingi Sekertaris DPC serta anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sragen, pengurus DPC, tim kesekretariatan, Bamusi Cabang Sragen, dan Komunitas Juang Sragen.

Utung Wibowo Sukowati atau yang akrab disapa Mas Bowo menuturkan makna peringatan Kudatuli ini ialah mendoakan para pejuang yang telah berkorban demi Partai dan keadilan demokrasi.
“Tentu yang kita tanamkan hari ini adalah semangat dan spirit kita serempak dalam barisan tegak lurus intruksi Partai, jangan tuli terhadap kebenaran. Saat itu, kantor PDI perjuangan ada di Jalan Diponegoro No. 58 Jakarta Pusat. Nah, di sini yang dimaksud Kudatuli pada 27 Juli itu adalah penyerangan secara paksa atau pengambilan kantor secara paksa dengan indikasi 4 orang meninggal dunia, 23 orang hilang, dan ratusan orang luka-luka,” tutur Mas Bowo.
Selanjutnya, Mas Bowo mengatakan bahwa dari tragedi 27 Juli itu merupakan satu langkah awal yang membuat PDI Perjuangan hingga saat ini tetap eksis. Malam tersebut menurutnya menjadi salah satu refleksi untuk semua kader PDI Perjuangan yang ada di legislatif, sayap partai, dan struktural harus bergerak bersama, serempak dalam barisan di tahun politik yang akan datang.
“Acara ini suatu anugrah kita semua. Kita bisa berkumpul, konsolidasi dengan nyaman tanpa adanya rasa was-was yang harus dicurigai seprti di masa lalu. Malam ini secara khusus kita mendoakan mereka-mereka yang tidak berdosa, yang berjuang demi keyakinan politiknya demi mendorong demokrasi. Kita doakan arwahnya diterima di sisinya,” ujar Mas Bowo.
Terakhir, Sekertaris DPC, Suparno, S.H menyampaikan jika tragedi Kudatuli menjadi peristiwa berdarah yang menjadi tonggak sejarah terhadap proses pembentukan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) yang dipimpin oleh Ibu Ketum Megawati Soekarnoputri.
Koresponden : Eky Ely