Kabupaten Banyumas – DPRD Provinsi Jawa Tengah berkomitmen akan terus mendorong pemberdayaan Petani yang membudidayakan tanaman Pertanian berorientasi ekspor, di wilayah Banyumas dan Cilacap. Dorongan tersebut akan diwujudkan melalui program kemitraan dengan sejumlah industri.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Tengah, Asfirla Harisanto mengatakan, pihaknya akan mengajak masyarakat di Daeran Pemilihan (Dapilnya), yang meliputi Kab. Banyumas dan Cilacap, untuk membudiyakan tanaman Pertanian berorientasi eskpor, seperti ketela pohon atau singkong yang sangat potensial mendapat peluang pasar.
“Kami akan memberikan bantuan yang diperlukan oleh Petani, baik aspek budidayanya, pengolahannya, yang meliputi teknologi dan peralatan, menjadi produk siap ekspor, hingga akses perbankan untuk memenuhi permodalan mereka,” tutur Mas Bogi panggilan akrab Asfirla Harisanto, saat melakukan kunjungan ke dapilnya (Kudapil), di Balai Desa Gebangsari, Kecamatan Tambak, Kab. Banyumas.
Dalam pertemuan dengan para Petani, Mas Bogi juga menghadirkan pakar Pertanian komoditas ekspor dan UMKM, Drs. Sutomo, serta Direktur Operasional PT. Boga Makmur Crasia, Ir. Iriyanto, S.E. Selain itu, hadir pula Sekretaris DPC PDI Perjuanan Kab. Banyumas, Arie Suprapto, serta Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Tambak, Tujiman.
Menurut Mas Bogi, upaya untuk mendorong para Petani akan terus dilakukan dengan membantu untuk menjembatani program kemitraan pengusaha dengan para Petani secara kerja nyata, sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan para Petani yang membudidayakan Ketela.
“Kemitraan antara perusahaan dengan para Petani sangat penting, sebagai upaya agar para Petani bisa masuk rantai produksi global, serta meningkatkan peluang untuk dapat memasok bahan baku dengan harga di atas harga pasaran. Saya juga mengajak Petani menjadi orang kaya, lebih sejahtera, melalui budidaya komoditas Pertanian berorientasi ekispor,” imbuhnya.
Mas Bogi juga menjelaskan, Kab. Banyumas dan Cilacap banyak komoditas Pertanian yang bisa ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan industri yang berorentasi ekspor, sehingga nilainya lebih menguntungkan Petani. Pihaknya berharap, perencanaan penanaman budidaya ketela pohon bisa disiapkan secara matang, agar potensinya dapat dikembangkan secara lebih maksimal.
“Berangkat dari perencanaan yang matang. Kajiannya melibatkan pakar Pertanian, serta pihak yang kompeten. Desa-desa di wilayah ini bisa melakukan hal yang sama untuk menggali potensi desa dengan membudiyakan komoditas ketela pohon,” ungkapnya.
Saat ini, harga singkong di Banyumas dalam kisaran Rp. 600-Rp. 800 per kg. Petani terpuruk, namun dengan kemitraan sebagai pemasok bahan baku industri makanan harga, akan lebih tinggi dan Petani akan memperoleh keuntungan yang menggembirakan.
PT. Boga Makmur Crasia sebagai perusahaan yang bergerak di bidang makanan telah siap menampung pasokan bahan baku ketela pohon berapapun panen singkong yang dihasil Petani Banyumas..
Sementara itu, Direktur Opersional PT Boga Makmur Cracia, Irianto, S.E., menuturkan, perusahaannya yang bergerak dibidang makanan ini membutuhkan pasokan bahan baku ketela pohon berkualitas sebanyak 50 ton per hari. Sampai saat ini, kebutuhan tersebut belum terpenuhi.
“Hasil pengelolaan ketela, menjadi kripik singkong itu tidak hanya untuk memenuhi pasar domestik, namun juga untuk memenuhi pasar ekspor, yang belakangan ini permintaannya terus meningkat. Perusahaan kami siap menampung hasil produksi ketela para Petani Banyumas berapa pun jumlahnya. Bahkan, harganya juga ditawarkan di atas harga pasaran lokal. Kami siap membeli dengan harga Rp. 2000-Rp. 2.400 per kg,” jelasnya.
Irianto juga berharap, agar kemitraan ini bisa berdampak positif terhadap upaya dan pengembangan usaha para Petani di Banyumas. Perusahaan akan memberikan bibit ketela sebagai upaya untuk menjamin kualitas hasil produksi Petani mitra binaan.
Koresponden : Uly – Dwiyan