Ketahanan Pangan Dimulai dengan Bangkitnya Dunia Pertanian

1
Foto: Dialog Sumanto Terkait Ketahanan Pangan dan Pertanian di Newsline

Kabupaten Karanganyar – Ketahanan pangan lewat produksi pertanian menjadi sorotan utama kalangan dewan Provinsi Jateng, terlebih masih banyaknya produksi pertanian dalam negeri kurang mendapat perhatian dan diperparah dengan kondisi kesejahteraan petani cukup memprihatinkan.

Ketua Komisi B DPRD Jateng, Sumanto menyebut adanya tren penurunan profesi petani yang semula 60% persen dari jumlah penduduk Jateng kini menjadi 20%. Tak hanya itu, penghasilan petani jauh di bawah Upah Minimum Regional (UMR). Karena itulah banyak di kalangan masyarakat terlebih golongan muda lebih memilih menjadi buruh pabrik yang terjamin kesejahteraannya. Penegasan legislator asal PDI Perjuangan itu disampaikan dalam dialog dalam acara Newsline disiarkan secara langsung di studio Metro TV, Jakarta.

Foto: Sumanto Ketahanan Pangan Dipengaruhi oleh Kondisi Pertanian dan Kebijakan Pemerintah

Ia juga menyebutkan pengelolaan hasil pertanian juga harus memperhatikan harga pasar, terutama beras karena menyangkut sektor ketahanan pangan yang belakangan menjadi sorotan pemerintah pusat.

“Masyarakat Jateng yang berprofesi sebagai petani 3.5 juta jiwa dengan rata-rata usia 40 sampai 50 tahun ke atas. Sedangkan usia produktif kategori umur usia 20 sampai 40an tahun lebih memilih menjadi buruh karena upah yang didapat lebih menjanjikan, berdasarkan fakta upah atau penghasilan petani jauh di bawah UMR. Keadaan tersebut diperparah harga beras lokal cenderung fluktuatif dan jauh di bawah harga pasar bersaing dengan beras impor,” kata dia, Jumat (17/6/2022).

Selanjutnya, Sumanto bersama kalangan Komisi B DPRD Jateng saat ini berusaha meningkatkan kualitas sektor pangan lewat Raperda Penguatan Balai Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan. Di samping itu, bersama dinas terkait pihaknya menggandeng perguruan tinggi yang bergerak dalam bidang serupa terus mengupayakan teknologi pertanian yang mumpuni sehingga bisa menarik minat masyarakat generasi millenial dan generasi Z untuk terjun kembali di dunia agraria.

“Di Jateng ada 35 kabupaten kota dengan luasan lahan mencapai 2.4 juta hektare dan apabila tidak ada gebrakan menjanjikan, maka lahan tersebut menurun juga minat masyarakat generasi saat ini di sektor pertanian akan perlahan menghilang. Bersama dinas terkait dan rekan dewan kami tengah menyusun raperda peningkatan balai, dengan harapan memfasilitasi masyarakat lewat pemberian bibit juga pelatihan pengelolaan secara baik. Tentunya didukung lewat kebijakan harga beras lokal bisa mengimbangi harga beras impor, namun dengan kualitas jauh lebih baik. Lewat edukasi bersama dengan dinas terkait memberi gambaran ke generasi milenial dan z bahwa profesi petani juga bisa sejahtera,” pungkas Sumanto.

Koresponden : TY – ERS

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here