Kabupaten Banyumas – Pinjaman dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Kab. Banyumas cukup besar. Sejauh ini, pengalokasiannya pada sektor Pariwisata. Mengingat, ada beberapa yang merupakan murni wisata buatan, maka pengelola hendaknya lebih banyak melakukan inovasi untuk menarik pengunjung.
Anggota Komisi III DPRD Kab. Banyumas, Fraksi PDI Perjuangan, Wawan Yuwandha, S.P., mengatakan, Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Pariwisata mempunyai target pendapatan tahunan yang sebisa mungkin harus tercapai. Pihaknya juga berharap, pendapatan dari sektor Pariwisata tersebut bisa menopang tanggungan pinjaman dana PEN.
“Kita mengawal BLUD dan terus mendorong, agar target pendapatan bisa terus ditingkatkan. Hanya saja, dari laporan BLUD, beberapa pembangunan fisik wisata mundur, sehingga secara otomatis pendapatan BLUD juga terkoreksi,” jelasnya, Kamis (10/11/2022).
Untuk mengejar target pendapatan, Wawan menghimbau kepada pengelola wisata, untuk lebih kreatif membuat event ataupun inovasi kegiatan di tempat wisata. Wawan menyebut, tempat wisata buatan seperti, Menara Teratai ataupun Mas Kumambang harus lebih banyak berinovasi, dibandingkan dengan tempat wisata seperti, Baturraden yang dilengkapi dengan wisata alam.
Wawan Yuwandha, yang juga KomandanTe Bintang Dua Dapil 4 Kab. Banyumas, menambahkan, melihat perkembangan Kota Purwokerto ke depan, sangat mungkin bermunculan bangunan tinggi, misalnya, hotel yang juga bisa melihat Kota Purwokerto dari ketinggian tertentu, sehingga, Menara Pandang yang merupakan wisata buatan dengan menjual view dari ketinggian, harus lebih banyak inovasi ke depannya.
“Wisata buatan, dituntut lebih banyak inovasi, agar pengunjung tidak jenuh dan juga untuk mengimbangi perkembangan Kota Purwokerto ke depannya,” imbuhnya.
Wawan yang baru periode ini duduk di DPRD Banyumas, dengan cepat menyesuaikan dan belajar tentang tugas, serta fungsi komisinya. Sebelumnya, Wawan ditempatkan di komisi 1 yang membidangi pemerintahan. Saat ini, pihaknya di komisi III yang membidangi anggaran dan pendapatan. Pihaknya juga sudah banyak berinteraksi dengan masyarakat dan melakukan pendampingan kepada petani sejak awal wacana RUU desa.
“Dulu waktu masih jadi mahasiswa, saya sering mendampingi para petani bersama dengan Mas Budiman Sudjatmiko, ikut mengawal RUU Desa juga,” tuturnya.
Tahun 2010, Wawan terpilih menjadi Kades Tumiyang, Kecamatan Kebasen dan tahun 2019, Wawan memutuskan untuk terjun di politik melalui PDI Perjuangan. Menurutnya, tugas-tugas di DPRD, ruang lingkupnya lebih luas dan mencakup kepentingan yang lebih besar juga. Tentunya, juga diikuti dengan tanggungjawab yang lebih besar, baik secara politik, maupun pribadi.
“Kita memegang amanah dari rakyat, maka sebisa mungkin kehadiran kita di DPRD juga harus membawa manfaat bagi rakyat,” pungkasnya.
Koresponden : Aim