

Kota Semarang – Karang Taruna Jawa Tengah bersama DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jawa Tengah kompak menggelar acara talkshow peningkatan wawasan dan kapasitas pemuda di Sam Poo Kong, Kota Semarang, Sabtu (18/11/2023). Adapun acara ini mengangkat tema ‘Penguatan Peran Perempuan dalam Pengentasan Permasalahan Kesejahteraan Sosial’.
Sebagai informasi, acara ini diselenggarakan dalam rangkaian Bulan Bakti Karang Taruna (BBKT) Tahun 2023. Selain diikuti oleh pengurus tingkat provinsi, acara ini juga melibatkan seluruh perwakilan Karang Taruna dari 35 kabupaten/kota se-Jateng. Sejumlah pengurus Karang Taruna tingkat kecamatan se-Kota Semarang juga nampak hadir dan antusias mengikuti seluruh rangkaian acara.


Walikota Semarang, Hevearita G Rahayu atau Mbak Ita mengatakan bahwasanya terdapat tantangan yang dihadapi oleh seluruh elemen masyarakat, utamanya pasca Pandemi Covid-19, yaitu kemiskinan dan stunting. Dua masalah itu dipastikan dapat tertangani melalui kebijakan pemerintah dengan pemberian stimulan sekaligus pembekalan kompetensi secara berkelanjutan.
Akan tetapi, masalah lain seperti bullying, kekerasan seksual, dan KDRT adalah contoh polemik yang sulit dipantau oleh pemerintah, karena warga takut untuk melapor. Padahal, Pemkot Semarang sudah menyiapkan aparat hingga tingkat bawah maupun mekanisme pelaporan secara online.
“Preventifnya, maka kita harus maksimalkan tupoksi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Ada juga Rumah Duta Revolusi Mental di Dinas Pendidikan. Kita juga bekerjasama dengan unit PPA di Polrestabes Semarang. Ini bisa ditangani ketika sudah kadung (sudah kelewat batas). Kita pakai call center untuk penindakan cepat agar perempuan bisa lebih berdaya,” paparnya.
Sementara itu, Ketua KNPI Jateng, Mbak Casytha Arriwi Kathmandu menerangkan jika kondisi perempuan belum bisa berdaya salah satunya disebabkan oleh faktor kultural. Ia meminta agar perempuan, khususnya yang masih muda agar mencari komunitas yang positif. Begitu juga dengan keluarga yang wajib membangun support bagi karir perempuan.


“Perempuan itu ada sentimen perannya cuma tiga, yaitu kasur, sumur, dan dapur. Ini kemudian harus kita sikapi. Menurut saya, yang paling penting adalah pendidikan di keluarga, bahwa perempuan itu harus punya kepercayaan diri, punya kemampuan dan kesempatan yang sama dengan laki laki. Orang tua saya itu bilang bahwa manusia hidup yang paling penting adalah Melu Memayu Hayuning Bawana, bagaimana kemudian membuat manfaat, mempercantik sekelilingnya,” tuturnya.
Mbak Casytha yang merupakan Anggota DPD RI Dapil Jateng ini juga meyakini bahwasanya perempuan di masa depan pasti bisa memberikan kontribusi lebih pada lingkungannya. Salah satu hal untuk mewujudkannya, maka mereka bisa bergabung dengan Karang Taruna maupun KNPI sebagai organisasi pemuda yang memiliki berbagai kegiatan positif.
“Yang penting dari keluarga inti, kemudian memilih komunitas yang tepat, pasti akan terbangun pikiran yang terbuka, kesempatan yang lebih luas untuk berprogres. Seperti contoh adalah ini, Karang Taruna dan KNPI, banyak kegiatan, akhirnya banyak perempuan bisa jauh lebih berkembang. Jangan lupa, tunda kesenangan sesaat, Karena Gen Z sebagian besar ketika ada masalah atau dikasih tambah pekerjaan, biasanya muncul mental down,” lanjutnya.


Ketua Karang Taruna Jateng, Danie Budi Tjahyono atau yang akrab disapa Paman Bete mengakui bahwasanya harus ada perubahan dari budaya patriarki menuju kondisi yang lebih egaliter dalam keluarga. Antara laki-laki dan perempuan harus menjalankan tanggung jawabnya masing-masing sekaligus ikut menjadi support system terbaik dalam keluarga, ketika di antara mereka memang saling membutuhkan bantuan.
“Parenting bukan hanya perempuan, tapi juga urusan laki laki. Patriarki yang menekankan pada laki-laki hanya mencari nafkah itu salah. Kadang memang ada yang insecure ketika istri atau perempuan gajinya lebih tinggi daripada suami. Tapi, ini kemudian harus disikapi dengan bijak, artinya suaminya harus berprogres, tidak boleh kalah,” pungkasnya.
Tim Editor