Kabupaten Jepara – Kemiskinan masih menjadi topik yang dijadikan PR oleh jajaran Pemerintah Daerah (Pemda) Jepara. Untuk itu, dikatakan oleh Wakil Ketua DPRD Jepara Junarso, apabila sarana untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem, dinilai penting agar mengedepankan identifikasi profil.
Saat ini, menurut Junarso, bahwa seorang yang berpunya dapat menjadi miskin di tahun berikutnya. Apabila data profil tidak ter-update dengan akurat, maka pengentasan kemiskinan senantiasa menjadi PR panjang dan berlarut-larut.
Hal tersebut dipaparkan oleh Junarso ketika menjadi narasumber pada acara Tamansari Menyapa yang berlokasi di Radio R-Lisa, dengan tajuk ‘Penanganan Kemiskinan Ekstrem di Jepara’, Kamis (23/02/2023).
“Ada dua orang dalam miskin ekstrem, yakni miskin ekstrem produktif dan miskin ekstrem non produktif. Ketika telah diklasifikasikan, maka penyaluran bantuan berjalan tepat sasaran,” papar Junarso.
Bagi dia, Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan solusi jangka pendek. Sementara yang dibutuhkan oleh Jepara saat ini dan ke depannya adalah solusi jangka panjang. Kendati pun PKH turut meringankan beban hidup masyarakat, namun ini dirasa percuma.
“Yang produktif, diberikan keterampilan dan diberdayakan agar memiliki skill dalam bekerja. Untuk non produktif atau lanjut usia (lansia) hanya bersifat konsumtif,” sambungnya.
Menutup forum tersebut Junarso menegaskan, agar adanya penekanan komitmen dari gerakan kolektif. Sehingga pemerintah desa dan kecamatan bersinergi untuk mengidentifikasi profil berbasis real-time serta kepedulian masyarakat (gotong royong) terhadap tetangganya.
Koresponden : Agus Budianto
