Kabupaten Temanggung – Hari Bela Negara merupakan momentum penting yang harus dimaknai generasi muda untuk meningkatkan rasa nasionalisme. Bukan tanpa sebab, 74 tahun yang lalu, tepatnya 19 Desember 1948, historiografi bangsa Indonesia mencatat adanya peristiwa Agregasi Militer Belanda (AMB) II. Adanya serangan militer yang merongrong kedaulatan bangsa Indonesia melalui AMB II ini akhirnya melahirkan gerakan rakyat untuk mempertahankan negaranya dari ancaman kolonialisme pasca Proklamasi 1945.
Mengingat Hari Bela Negara punya nilai eminen yang membuat Indonesia berdiri sebagai negara yang berdaulat hari ini, KomandanTe Bintang Dua Dapil 1 Temanggung, Elvira Rosalia Rachma berharap generasi muda terus menumbuhkan semangat nasionalisme. Isu-isu chauvanisme maupun sentimentasi akibat perbedaan perspektif yang menimbulkan konflik menurutnya harus direduksi, karena dengan persatuan maka masa depan bangsa Indonesia akan jauh lebih baik.
“Dulu para Kusuma Bangsa berdarah-darah mempertahankan kemerdekaan. Agregasi militer mereka lawan supaya anak-cucunya tidak merasakan pedihnya imperialisme dan kolonialisme. Spirit ini harus dirawat, terlebih kita sebagai generasi muda. Jangan sampai karena perbedaan latar belakang daerah, background sosial, hingga aspek primordial akhirnya membuat kita berseteru. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia adalah modalitas untuk mencapai masa depan yang cerah,” ungkap Elvira ditemui di kediamannya yang beralamat Sidorejo, Temanggung, Senin (19/12/2022).
Lebih lanjut, KomandanTe termuda di Temanggung ini mengajak supaya generasi muda memiliki aktivitas yang produktif. Nasionalisme yang relevan diimplementasikan di era aktual tidak boleh berhenti pada sebuah ide dan gagasan samata, melainkan juga harus dikonfigurasikan dengan langkah konkret di lapangan.
“Generasi muda harus visioner dan kritis, itu adalah hal penting yang harus dipahami. Akan tetapi, kita juga harus paham terkait dengan tantangan zaman. Artinya, produktivitas mesti dijalankan dengan langkah nyata. Tidak boleh berhenti pada ide, tapi harus diwujudkan di lapangan. Berkreativitas dan berinovasi pada hal apapun, kembangkan bakat dan minatnya sehingga menghasilkan sebuah produk atau tindakan yang bermanfaat untuk lingkungan sekitarnya,” terangnya.
Sebagai langkah memaknai Hari Bela Negara, Elvira juga menegaskan bahwa generasi muda saat ini tidak boleh menutup mata ataupun apatis terkait dengan dunia politik. Bagaimanapun juga, AMB II yang menjadi tonggak lahirnya peringatan Hari Bela Negara adalah akibat dari hegemoni kaum kolonialis untuk menguasai sebuah bangsa demi mencapai kepentingan sepihak. Jika generasi muda hari ini tidak menginginkan bangsanya diintervensi oleh kepentingan asing, maka mereka harus mulai memahami dinamika politik yang terjadi, tentu dengan strategi yang progresif-harmonis.
“Hari Bela Negara itu bukan sekedar militer, akan tetapi ada unsur politiknya. Pertama, hegemoni kaum kolonialis untuk menguasai kembali bangsa Indonesia, karena mereka tau kita adalah negara yang kaya Sumber Daya Alam. Politik menjadi latar belakang terjadinya sebuah peristiwa penting di berbagai peristiwa. Ketika kita tidak ingin negeri ini dijajah secara politik oleh bangsa asing, maka kita tidak boleh apatis, harus bersimpati dengan dinamika yang terjadi. Catatan, kita juga harus paham tata nilai dan norma, strateginya kita mesti berjalan secara progresif sekaligus harmonis,” tandasnya.
Koresponden : Enggar – Zidan