Hadiri Slametan Penutupan Sura MLKI, Sawino: Indonesia Kaya Akan Budaya

0

Kabupaten Cilacap – Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI) merupakan organisasi yang difasilitasi oleh negara melalui Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang berada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, salah satunya ada di Kab. Cilacap. Dalam kesempatan ini, Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kab. Cilacap, Sawino menghadiri undangan Slametan Penutupan Sura MLKI dan Warga Penghayat, di Desa Adiraja, Kecamatan Adipala, Senin (29/8/2022).

Dalam sambutannya, Sawino mengatakan, Indonesia merupakan negara yang beragam dari berbagai aspek. Indonesia itu kaya, ada beragam kekayaan di negara ini, baik kekayaan alam, sistem keyakinan dan budaya. Hal ini menunjukkan betapa luas dan dinamisnya ruang-ruang pertemuan antara berbagai aspek.

Foto: Sawino, Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kab. Cilacap.

“Globalisasi menjadikan Indonesia tempat bertemunya berbagai faham, mulai kapitalisme, kolonialisme, imperialisme, datangnya sistem keyakinan Hindu, Budha, Kristen, Katolik, Islam, yang telah melebur berakulturasi, serta migrasinya orang Cina, Arab, Eropa, dan lainnya, berasimilasi dalam rumah bersama yaitu, Indonesia,” jelasnya.

Sawino menambahkan, Indonesia menjadi tempat hidup bersama di 17 ribu lebih pulau, rumah bagi 300 lebih kelompok etnik, 700 ribuan bahasa dan dialek, 6 kelompok agama, serta penghayat kepercayaan ini tidaklah mudah. Hal itu tentunya mempunyai tantangan tersendiri yang berbeda dengan negara-negara lain dalam mempersatukan berbagai kepentingan yang beragam.

“Perbedaan adalah bukan pertentangan, namun pertentangan dapat terjadi karena perbedaan. Pertentangan karena ras, etnik, agama, kepercayaan, kelas sosial, pandangan politik, dan gender yang berbeda itu, seringkali dilekati ciri-ciri tertentu, yang sebenarnya merupakan hasil konstruksi sosial,” imbuhnya.

Sawino juga mengungkapkan, konstruksi sosial terjadi karena pertemuan dari berbagi aspek yang mempengaruhinya. Apabila tidak adanya pengendali, maka akan terjadi kehidupan, seperti hutan rimba yang memungkinkan terjadi perang di antara saudara sendiri.

“Beberapa pesan dalam nilai kebudayaan telah disampaikan dalam cerita Baratayudha yang berarti perang saudara, menyampaikan pesan, bahwa terjadinya peperangan saudara antara Kurawa dan Pandawa membawa dampak terhadap rasa sakit hati yang dibawa sampai kepada turunannya. Kita bisa melihat pada cerita parikesit,” pungkasnya.

Koresponden : Arsend

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here