Gelar Reses, Stephanus Sukirno Berikan Semangat Untuk Pemuda

0
Foto: Giat Reses Stepanus Sukirno

Kabupaten Klaten – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Tengah, Drs. Stepanus Sukirno, MS menggelar serap aspirasi di Gereja yang berada di Kecamatan Wedi dan di Balai Desa Keden, Kecamatan Bayat, Rabu (18/5/2022).

Dalam serap aspirasi atau reses yang digelar Stepanus Sukirno di Gereja ini antara lain dihadiri pengurus gereja dan pemuda-pemudi Katholik. Adapun di Desa Keden dihadiri kepala desa, perangkat desa, pemuda, kader PDI Perjuangan dan masyarakat.

Foto: Stepanus Sukirno Harap Masyarakat Memahami dan Mengaktualisasikan Pancasila Secara Komprehensif

Dalam kesempatan ini, Stepanus Sukirno menyampaikan bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa yang menjadi salah satu sila dari Pancasila, yang pada perumusannya disusun sebagai sila yang pertama, sebelumnya pernah terumuskan sebagai ‘Ketuhanan Dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam Bagi Pemeluk-Pemeluknya’.

Adapun yang dimaksud sebagai Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang berkebudayaan, Ketuhanan yang berbudi pekerti luhur, dan Ketuhanan yang hormat menghormati satu sama lain. Sehubungan dengan itu, maka segenap agama yang ada di Indonesia sekarang ini menurutnya mendapat tempat yang sebaik-baiknya.

“Selain Ketuhanan Yang Maha Esa, agar masyarakat yang Berbhineka agar bisa Tunggal. Sila kedua adalah Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Ini mengandung maksud agar kita orang Indonesia ini punya rasa tepo seliro atau empati dan tidak menganggap Tuhan itu hanya seperti manusia. Tuhan di atas segalanya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Stepanus Sukirno juga menyampaikan bahwa saat ini eksistensi manusia memang menginginkan kesejahteraan tanpa memandang suku apa, partainya apa, agamanya apa, pendidikan apa, ataupun kaya maupun miskin.

Tapi meski Indonesia sangat mengedepankan kepentingan manusia, Indonesia masih memandang penting adanya negara di dunia ini. Indonesia bukan Kosmopolitisme, yakni paham yang tidak menghendaki adanya negara. Adapaun yang dipentingkan oleh penganut paham ini adalah manusianya.

“Indonesia adalah sebuah negara, jadi Indonesia jelas tidak Kosmopolitanis. Tetapi Indonesia punya dasar kemanusiaan. Indonesia dibagi menjadi wilayah-wilayah besar dan kecil. Di antara wilayah yang ada itu, ada yang subur dan yang kurang. Manusia atau warga negara yang berada di wilayah yang berpenghasilan kurang, kesejahteraannya tetap menjadi tanggung jawab negara, termasuk manusia-manusia lain yang tinggal di suatu wilayah lain yang subur. Mari kita jaga keutuhan NKRI, selalu jalin persaudaraan agar persatuan dan kesatuan negara ini tetap terjaga. Bung Karno berkata Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia,” pungkasnya.

Koresponden : Wawan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here