Dari Dokter Hingga Panggung Politik, Mbak Yuni Besar dari Didikan Karakter Bupati Sepuh

1

Kabupaten Sragen – Darah politik telah mengalir dalam diri Calon Bupati petahana PDI Perjuangan Kab. Sragen, dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati atau yang akrab disapa Mbak Yuni. Jiwa Politik tersebut telah lahir dari ayah Mbak Yuni, Untung Wiyono yang merupakan seorang tokoh Senior PDI Perjuangan Kab. Sragen sekaligus mantan Bupati Sragen periode 2001- 2011.

Mbak Yuni memiliki latar belakang sekolah dokter. Mbak Yuni memilih jalan politik, karena ingin berkarya, serta memberi manfaat kepada masyarakat luas. Awal karir politiknya dimulai pada tahun 2009, dengan mencalonkan diri sebagai Anggota DPRD Sragen di Dapil IV dari PDI Perjuangan. Pada saat pertama kali terjun di dunia politik, Mbak Yuni berhasil meraih suara fantastis dengan perolehan18 ribu suara. Perolehan suara tersebut merupakan perolehan tertinggi se-Provinsi Jawa Tengah, bahkan dalam kancah nasional di tingkat kontestasi Kabupaten. Maka dari itu, Mbak Yuni ditugaskan oleh Partai untuk menduduki kursi Ketua DPRD Kab. Sragen periode 2009-2014. Pada tahun 2011, Mbak Yuni turut serta dalam kontestasi Pilkada Kab. Sragen sebagai Calon Bupati dari PDI Perjuangan. Namun, Tuhan memiliki rencana lain kepada dirinya saat itu.

“Ternyata Allah belum memberikan kesempatan kepada saya menjadi Bupati, namun saya telah mengundurkan diri dari DPRD. Akhirnya, saya berkecimpung dengan menjadi Pengurus DPC PDI Perjuangan Kab. Sragen,” tutur Mbak Yuni.

Mbak Yuni menambahkan, atas semangat yang kuat dalam diri Mbak Yuni untuk mengabdi kepada masyarakat, Mbak Yuni kembali mengikuti kontestasi Pilkada tahun 2015. Meski melawan petahana, Mbak Yuni berhasil memenangkan Pilkada 2015 tersebut. Dari proses tersebut, Mbak Yuni dapat membentuk karakter untuk selalu kuat dalam kondisi apapun seperti pesan ayahnya.

“Proses itu lumayan membentuk karakter kuat. Ayah saya selalu mengajarkan untuk tetap kuat dalam kondisi apapun. Hal itu yang memotivasi saya untuk bangkit, apabila kita berada di bawah. Roda itu berputar, kalau belum diberi kesempatan harus kuat, kalau sudah bangkit dan diberi kesempatan, kita harus dapat memberikan yang terbaik,” imbuhnya.

Mbak Yuni juga mengungkapkan, berada dalam bayang-bayang figur sang Ayah, dirinya mengaku cukup berat. Hal ini disebabkan karena sang ayah merupakan politisi yang popular di masyarakat akan kepemimpinannya yang baik, produktif, serta inovatif. Sebagai seorang bupati sepuh, Untung Wiyono dikenal luas berkat inovasinya membuat KTP hanya dalam waktu 1 menit. Inovasi tersebut membuat heboh di seluruh Indonesia, mengingat yang terjadi saat ini membuat KTP membutuhkan waktu yang cukup lama.

“Ekspektasi dan standarnya tentu tinggi, bapak saya merupakan seorang inovator. Beliau bekerja sesuai hati. Kadang kala dinas itu sulit mengejar apa yang ada di fikiran bapak untuk memajukan Kab. Sragen. Dulu orang belum berpikir IT, bahwa itu menjadi bagian yang penting bagi tata kelola Pemerintahan yang efektif, efisien, serta transparan. Namun, waktu itu bapak sudah berinovasi membuat IT di desa,” ungkapnya.

Selain itu, Untung Wiyono yang juga politisi senior PDI Perjuangan Kab. Sragen tersebut, dikenal luas dengan gagasannya tentang “Konektifitas Desa”, mulai dari laporan keuangan dan lain sebagainya telah dilakukan Untung Wiyono pada saat itu. Bahkan, sebelum adanya provider saat itu, Untung Wiyono telah membuat tower disetiap kecamatan.
Meskipun banyak hal yang telah dilakukan ayahnya, Mbak Yuni tetap terus percaya diri dengan kepemnimpinannya. Hal tersebut terjawab lunas dengan Kab. Sragen mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sebagai bukti, bahwa manajemen Pemerintahannya berjalan dengan baik.

“Saat ini, saya kembali berlaga dalam kontestasi Pilkada 2020. Dengan dukungan, serta kepercayaan dari PDI Perjuangan Kab. Sragen, saya menggandeng Bapak Suroto dari PKB sebagai Calon Wakil Bupati. Pada masa Pilkada yang bersamaan dengan Pandemi Covid-19, saya lebih sering menyambangi masyarakat dengan jumlah terbatas, serta melakukan kampanye secara virtual sampai dengan melakukan gowes keliling Sragen. Sebab, peraturan dari Bawaslu sangat rijit. Pertemuan tatap muka sampai dengan menggelar pentas musik tidak diijinkan, hanya kampanye secara virtual yang diperbolehkan,” pungkasnya.

Koresponden : Rafif Abrar Setyahadi – Isa Budi Kahono

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here