Kabupaten Demak – Sebagai satu rangkaian utuh dalam merawat tradisi kebangsaan yang diwariskan oleh Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno, Bupati Demak, dr. Hj. Eisti’anah menginstruksikan seluruh jajarannya untuk menggelar Halal bi Halal.
Senin (09/05/2022), bertempat di Pendopo Satya Bhakti Praja, kader PDI Perjuangan itu ingin mengajak seluruh elemen di jajaran Pemkab Demak untuk mengetahui, memahami, serta mengamalkan tradisi kebangsaan yang telah dibangun susah payah oleh Bung Karno.

“Ini penting saya sampaikan kepada sedulur sahabat semuanya, karena Halal bihalal sendiri adalah istilah yang muncul setelah pertemuan antara Bung Karno dengan Ulama pendiri Nahdlatul Ulama, yakni KH. Abdul Wahab Hasbullah. Tradisi ini muncul pada kurun waktu 1948 atau tiga tahun pasca Kemerdekaan Indonesia, yang mana pada saat itu Indonesia dilanda fenomena Disintegrasi Bangsa yang disebabkan oleh para elit politik yang bersitegang,” ungkap Bupati yang akrab disapa Mbak Eisti itu.
Ia juga menambahkan, apabila tepatnya pada pertengahan Bulan Ramadhan tahun 1948, atas permasalahan tersebut Bung Karno meminta tolong KH. Wahab Hasbullah untuk hadir ke Istana Negara. Kehadiran ini adalah sebagai ruang diskusi untuk diminta pendapat dan sarannya dalam mengatasi situasi politik Indonesia yang tidak kondusif.

“Singkat cerita, adapun intisari yang kemudian terpatri penuh dan ingin saya sampaikan pada perayaan ini adalah bagaimana kita, sebagai generasi penerus bangsa harus terus merawat kekeluargaan/pertemanan di atas belenggu kepentingan pribadi/kelompok,” sambungnya.
Pesan tersebut diungkapkan oleh Mbak Eisti karena baginya, fenomena seperti itu akan terjadi di mana pun, di ruang terkecil apa pun itu. Sehingga besar harapannya, kegiatan semacam ini mampu melebur ragam tindak tanduk buruk yang lalu.
“Semoga kebaikan selalu menjadi teman baik kita, serta ini adalah satu pijakan utuh memperteguh cita dan karsa kita untuk mewujudkan Demak Bermartabat, Maju, dan Sejahtera,” tandasnya.
Koresponden : Hana – Rahmad