Kabupaten Banyumas – Puncak rangkaian peringatan Hari Jadi ke-452 Kabupaten Banyumas, ditutup dengan rapat paripurna, yang digelar DPRD Kab. Banyumas, usai upacara di Alun-alun Purwokerto. Rapat Paripurna dihadiri oleh unsur pimpinan dan anggota DPRD Kab. Banyumas, Bupati Banyumas, Ir. Achmad Husein, Wakil Bupati Banyumas, Drs. Sadewo Tri Lastiono, M.M., unsur Forkompinda, Sekda, Kepala OPD, serta tamu undangan dari berbagai elemen masyarakat, Rabu (22/2/2023).
Pada Rapat Paripurna tersebut, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pengemasan untuk penyampaian riwayat Kab. Banyumas kali ini mengunakan visualisasi melalui digital yang sebelumnya hanya sekadar dibacakan oleh perwakilan anggota dewan.
Dalam rapat paripurna tersebut, hanya dengan agenda tunggal, yakni, menyaksikan penayangan riwayat perjalanan kelahiran Kab. Banyumas. Teks riwayat hari jadi tidak lagi dibacakan secara langsung. Namun, dikemas lewat audio visual dalam bentuk animasi atau divisualisasikan dalam dunia digital. Peserta yang menyaksikan juga lebih fokus dan mudah untuk mencerna, karena tidak merubah isinya.
Ketua DPRD Banyumas, dr. Budhi Setiawan, usai memimpin rapat paripurna mengatakan, rangkaian peringatan hari jadi sudah berjalan dengan baik, termasuk puncaknya rapat paripurna di DPRD.
“Penyelenggaraan dan sambutan dari masyarakat, serta berbagai kalangan, dinilai cukup meriah dan sudah sesuai yang direncanakan. Sesuai tema peringatan tahun ini, yakni 3T, (tatag, teteg,tutug), ini harus bisa dipegang, dilaksanakan dan diselesaikan, terutama untuk tetap menjaga semangat guyub rukun dan kondusivitas wilayah,” jelasnya.
Lebih lanjut, dr. Budhi, yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kab. Banyumas mengatakan, bahwa apa yang sudah dilakukan oleh para pendahulu di Banyumas harus dilanjutkan oleh para generasi penerus, sehingga, peringatan hari jadi sebagai bagian dari upaya untuk terus menjaga dan melestarikan budaya Banyumas yang harus tetap diingat oleh warga Banyumas.
“Peringatan seperti ini untuk mengingatkan kembali, bahwa Banyumas ini telah memberi kehidupan bagi kita, sehingga harus terus disengkuyung dan diturunkan kepada anak cucu ke depan,” imbuhnya.
Menurut dr. Budhi, ini diubah karena model dibacakan terkesan menoton dan membosankan. Dengan melalui penayangan visualisasi digital diharapkan, mudah dicerna dan terus membekas di memori yang hadir di paripurna tersebut.
“Visualisasi video digital ini sama sekali tidak merubah, karena isinya sama persis dengan riwayat hari jadi. Tapi ini tetap kita evaluasi, apakah ke depan ada perubahan atau model lain,” pungkasnya.
Koresponden : Aim