Kabupaten Wonogiri – Fenomena politik yang membawa sentimen suku, ras, agama, dan antargolongan atau yang sering disebut SARA masih berpotensi muncul di Indonesia. Terlebih, pada tahun 2024 akan diadakan pemilu serentak yang kemudian akan memunculkan ancaman dan isu-isu politik di dalamnya. Untuk itu, Komandan Tempur Elektoral Bintang Dua Azalea Puteri Utami pada momen menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-78 menghimbau dan mengingatkan masyarakat Dusun Tulakan, Desa Kepatihan untuk berhati-hati terhadap isu SARA, Minggu (13/08/2023)
Azalea mengatakan isu SARA dapat berdampak sangat buruk dalam proses demokrasi di tengah masyarakat. Terlebih, dengan karakteristik masyarakat Indonesia yang majemuk, tentu akan memperburuk suasana dan mengancam persatuan. SARA bisa memecah belah masyarakat meski pesta demokrasi sudah berlalu. Hal tersebut menjadikan isu SARA menjadi lebih berbahaya dari politik uang.

Untuk itu perlu, menurut Azalea perlu adanya tindakan untuk mengantisipasi kemunculan isu SARA yang berpotensi besar muncul saat pemilu serentak. Penguatan literasi masyarakat dapat menjadi salah satu cara dalam mencegah berkembangnya isu SARA.
“Perlu adanya antisipasi dalam melawan SARA di momen menjelang tahun demokrasi ini, karena SARA ini semacam penyakit yang sangat berbahaya,” ujarnya.
Azalea mengatakan, meski masyarakat sudah banyak yang lebih cerdas dalam menanggapi isu politik, namun masih ada beberapa elemen masyarakat yang mudah terhasut, sehingga bisa timbul perpecahan. Ia berpesan agar setiap orang saling mengingatkan, selain itu masyarakat juga dihimbau agar terus menjaga kerukunan dan toleransi agar tidak muncul gesekan antar sesama.
“Menjaga persatuan serta kerukunan merupakan hal yang patut ditanamkan untuk memperkuat masyarakat dalam melawan isu SARA. Selain itu, pencegahan juga harus dilakukan agar masyarakat semakin cerdas dalam menghadapi isu-isu politik hal ini sebagai salah satu upaya mewujudkan demokrasi yang sehat, berintegritas,” pungkasnya.
Koresponden: Firfeb