Kabupaten Jepara – Anggota Fraksi Komisi B DPRD Jawa Tengah, Andang Wahyu Triyanto tampak mendampingi kunjungan kerja para anggota Komisi B di Kab. Jepara pada Kamis (03/03/2022) lalu.
Dalam kunjungan tersebut, Andang merekomendasikan untuk datang ke Sentra Tenun Troso, yaknik Klaster Tenun Limo. Kunjungan tersebut dilakukan guna mencari masukan untuk membuat Raperda tentang Tata Kelola dan Pemasaran Ekspor Produk Pertanian Peternakan Perikanan dan UMKM Jateng.

Dalam kesempatan itu, rombongan Dewan diterima langsung oleh Abdul Jamal seorang pemilik usaha Tenun Ikat Limo. Mereka melihat langsung proses produksi mulai dari penenunan benang sampai menjadi sebuah kain. Bahkan mereka melihat ruang pamer (show room) tenun yang banyak berdiri di Desa Troso.
Dalam forum tersebut, dengan didampingi Abdul Jamal selaku owner Tenun Torso Andang menyampaikan, “Klaster Tenun Limo di Desa Troso ada 283 pengrajin usaha tenun. Kebanyakan pengrajin memiliki 20-50 karyawan. Sebelum ada pandemi Covid-19, satu pengrajin tenun bisa menyerap tenaga kerja sampai 7 ribu karyawan. Namun sekarang sudah sangat berkurang drastis. Dengan adanya pembatasan di mana-mana menjadikan pasar tenun lesu,” ucapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, apabila Tenun Troso merupakan teknik Tenun Gedok dan kemudian dalam kurun waktu yang cukup panjang, berkembang menjadi Tenun Ikat dan Tenun Pakaian. Keterampilan membuat Tenun Ikat sudah dimiliki oleh warga Desa Troso sejak 1935 yang bermula dari Tenun Pancal dan kemudian pada 1946 beralih menjadi Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).
Merebaknya usaha tenun di Troso menjadi tempat itu ditetapkan oleh Pemkab Jepara menjadi sebuah klaster.
Sekretaris Komisi B juga menambahkan, kedatangan di Troso menjadi salah satu bagian guna mendapatkan bahan masukan untuk raperda yang sedang digagas Dewan.
“Raperda tersebut diharapkan setelah menjadi peraturan daerah dapat menjadi regulasi perihal pemasaran produk daerah. Terlebih dengan adanya perda menjadi kekuatan hukum dalam segala produk pertanian, peternakan, perikanan dan UMKM,” tutupnya.
Koresponden : Agus Budianto