Acara Kenduri Rakyat di Wonosobo Hadirkan Keunikan

0
Kenduri Rakyat
Foto: Mbak Puan Maharani (Depan-Tengah, Mengenakan Baju Hitam dan Topi Merah) Bersama Jajaran Tamu Undangan dalam Acara Kenduri Rakyat di Alun-alun Wonosobo (04/02/2024)

Kabupaten Wonosobo – Acara Kenduri Rakyat Menuju Menang Spektakuler di Alun-alun Wonosobo menghadirkan berbagai keunikan yang patut untuk diketahui. Pertama, Ketua DPP PDI Perjuangan, Mbak Puan Maharani dan Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng, Ir. Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul hadir langsung di antara puluhan ribu peserta.

Meskipun keduanya tidak mengampul Dapil IV Jateng, tapi Mbak Puan dan Bambang Pacul turun gunung langsung untuk menggembleng banteng-banteng ketaton. Keduanya membakar semangat peserta acara agar terus bergerak ke bawah dan menyosialisasikan program Ganjar-Mahfud sebagai Capres-cawapres.

Tak lupa, Mbak Puan menegaskan bahwa Kader PDI Perjuangan juga harus terlibat aktif dalam pemenangan Pileg 2024. Mereka mesti mendukung penuh KomandanTe Bintang Dua, KomandanTe Bintang Tiga, dan Caleg DPR RI. Diharapkan peran dari struktur Partai, relawan, dan simpatisan ini bisa terkoordinir maksimal, sehingga berimplikasi pada kenaikan kursi di parlemen.

Kedua, acara kenduri rakyat ini juga menjadi jawaban bahwasanya Barisan HOK-YA sebagai promotor event telah tumbuh menjadi wadah yang berprogres setiap saat. Barisan HOK-YA dibentuk agar para seniman bisa saling berdiskusi sekaligus menjembatani kebutuhan-kebutuhan tertentu, kaitannya dengan pagelaran seni budaya.

Adapun tokoh di balik Barisan HOK-YA ini yakni Muhammad Isnaeni yang merupakan Anggota Frkasi PDI Perjuangan DPRD Jateng sekaligus KomandanTe Bintang Tiga Dapil IX Jateng. Selain itu, nama Sofwan Dedy Ardyanto, Caleg DPR RI Dapil VI Jateng juga menjadi tokoh kunci dibalik suksesnya penggemblangan Barisan HOK-YA.

Ketiga, jika acara konsolidasi akar rumput biasanya menampilkan hiburan seperti band dan dangdut, maka Kenduri Rakyat menjadi salah satu hal yang unik, karena yang ditonjolkan adalah seni budaya tradisional. Hal ini merupakan wujud nyata kader dalam nguri-uri budaya sekaligus sebagai bentuk pengamalan Trisakti Bung Karno ‘Berkerpibadian dalam Kebudayaan’.

Tim Editor

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here