Kota Semarang – Ketua DPRD Kota Semarang, Kadar Lusman hadir sebagai narasumber pada dialog interaktif bersama DPRD Kota Semarang dengan tema ‘Ruang Kreativitas Masyarakat’ yang bertempat di Studio Metro TV Semarang. Hadir pula dalam acara ini Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang yang diwakili oleh Sri Rahayuningsih selaku Kepala Bidang Pertamanan dan Pemakaman serta Haris Senopati akademisi dari perwakilan seniman Kota Semarang.
Kadar Lusman menyampaikan bahwa DPRD Kota Semarang senantiasa mendukung upaya dan kegiatan yang melibatkan keberlangsungan seniman untuk kemajuan Kota Semarang. Selain dari APBD, pihaknya juga menggandeng pihak swasta melalui Corporate Social Responsibility (CSR).

“Dalam konsep yang visioner, kita mengenal adanya The Good Governance, artinya di situ ada pihak pemerintah, private sector atau swasta, dan masyarakat yang sama-sama memiliki peran strategis. Untuk mengembangkan itu, pemerintah pertama punya APBD. Kita juga ajak swasta untuk berkontribusi, yakni melalui CSR. Untuk senimannya, kita dorong punya kompetensi dan kapabilitas, sehingga sinergi ketika pihak ini dapat memberikan hasil yang optimal,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Kadar Lusman juga menyatakan bahwasanya Pemerintah Kota Semarang memiliki perencanaan tata kelola ruang wilayah yang harus diimplementasikan. Tujuan tata kelola ruang wilayah ini ditujukan supaya tidak menimbulkan polemik kemacetan akibat kerumunan masyarakat di sebuah titik tertentu. Terkait dengan musisi dan seniman jalan, ia menjelaskan pemerintah akan menyediakan tempat khusus sehingga tata ruang wilayah semakin rapi dan strategis.
“Pendekatan kita humanis, artinya ada harmonisasi sosial yang mesti diaktualisasikan. Pemerintah punya perencanaan tata kelola wilayah dan hal ini harus diimplementasikan di lapangan, catatannya mesti akomodatif. Tata kelola ini bukan tanpa urgensi, karena kita ketahui bersama Kota Semarang kepadatan penduduknya sangat tinggi. Jika kita tidak atur, yang terjadi adalah masalah-masalah seperti kemacetan yang semakin parah. Untuk itu, maka pemerintah akan menyediakan tempat khusus untuk musisi dan seniman jalan sehingga mereka bisa berkretivitas tanpa menghasilkan side effect seperti kemacetan tersebut,” jelasnya.
Adapun Haris berpendapat bahwa pasca Pandemi Covid-19, seniman mulai menggeliat dan berkreasi lagi. Dengan adanya ruang kreativitas ini tentunya menjadi angin segar bagi para seniman, karena tempat tersedia dan kesempatan menjadi lebih terbuka. Ia juga berpesan kepada Kadar Lusman supaya perlu diinformasikan dan diatur jadwal pelaksanaan kebijakan tersebut sehingga tidak dimonopoli oleh kelompok tertentu saja.
Koresponden : Wisda