Kabupaten Banyumas – Niat membantu masyarakat kurang mampu menjadi latar belakang Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Dapil Banyumas-Cilacap, Asfirla Harisanto, S.E., mendirikan Relawan Sosial Asfirla Banyumas (Rela Saba). Sesuai namanya, komunitas yang resmi terbentuk awal tahun 2022 ini merupakan wadah untuk membantu warga di bidang sosial.
Bogy, sapaan akrab Asfirla Harisanto mengungkapkan, di Banyumas dan Cilacap masih banyak masyarakat yang belum memiliki jaminan kesehatan. Selain itu, tingkat kemiskinan yang masih cukup tinggi di wilayah tersebut membuat mereka sulit dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Keprihatinannya terhadap kedua hal tersebut yang kemudian menjadi fokus utama Rela Saba dalam berkegiatan. Bogy ingin, Rela Saba dapat bermanfaat, terutama bagi masyarakat kurang mampu yang membutuhkan. Diharapkan, keberadaanya dapat membantu pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan, serta meningkatkan kesejahteraan mereka.
Hingga sekarang, Rela Saba telah mencapai 48 orang. Dari 27 kecamatan yang ada di Kab. Banyumas, keberadaan Rela Saba sudah ada di 24 Kecamatan. Masing-masing kecamatan diisi dua orang pengurus. Rencananya, setelah kepengurusan di Banyumas terisi sepenuhnya, keberadaan Rela Saba akan dikembangkan di wilayah Cilacap.
Ketua Rela Saba, Darman menjelaskan, berbagai kegiatan telah banyak dilakukan seperti yang dilakukan baru-baru ini adalah pemberian paket sembako kepada warga terdampak bencana tanah longsor di berbagai wilayah Banyumas dan Cilacap. Selain itu, kegiatan lain yang dilakukan pendampingan di rumah sakit untuk mendapat keringanan biaya, pembagian kursi roda, bantuan paket sembako terdampak bencana, serta pembangunan masjid.
Menurutnya, cukup banyak warga Banyumas yang membutuhkan pengobatan, namun tidak dapat segera dilakukan karena terkendala biaya. Merasa prihatin dengan kondisi tersebut, Rela Saba hadir membantu, agar mereka mendapatkan Kartu Indonesia Sehat, maupun keringanan biaya, syukur-syukur dapat memperoleh pengobatan gratis.
“Banyak pengalaman saat turun ke bawah. Paling berkesan adalah menolong pasien tidak mampu sampai dia bingung tentang biaya. Rela Saba hadir cuma dengan niat mendampingi ketemu pihak rumah sakit koordinasi hingga akhirnya mendapat keringanan biaya,” jelasnya.
Sejak kemunculannya hingga saat ini, sudah ratusan, bahkan ribuan masyarakat yang menerima manfaat dari keberadaan Rela Saba. Dijelaskannya, terkadang apa yang dikerjakan di luar nalar atau logika. Mengingat, organisasi ini bukanlah wadah penyandang dana, justru memiliki keterbatasan biaya. Namun karena didasari niat baik, pasti selalu ada jalan untuk mengatasi persoalan tersebut.
“Kadang tiba-tiba ada donatur, orang baik yang membantu. Kami sendiri juga kadang bingung. Namun yakin selalu ada jalan jika niat kita baik,” imbuhnya.
Darman, yang juga Ketua Ranting PDI Perjuangan Desa Rawalo menambahkan, mengurus organisasi sosial juga memiliki tantangan. Kadang muncul selentingan dari pihak luar yang justru menurunkan semangat para relawan. Namun, karena didasari niat tulus membantu sesama. Hal tersebut justru menjadi motivasi, agar menepis anggapan tersebut.
“Rencana ke depan, Rela Saba dapat berbadan hukum secepatnya, sehingga apa yang dikerjakan bisa semakin maksimal. Selain itu, juga membuat seragam bagi relawan. Saya berharap, Rela Saba bisa berguna bagi masyarakat, terutama di kegiatan sosial,” pungkasnya.
Koresponden : Aim