Kabupaten Temanggung – KomandanTe Bintang Dua Dapil 3 Temanggung, Shafira Meiga Hardiyanti menghadiri acara pagelaran seni dan budaya yang diselenggarakan di Dusun Madusari, Desa Kentengsari, Kecamatan Candiroto. Adapun pentas seni dan budaya ini ditujukan untuk Nguri-uri Budaya Jawa sekaligus menyemarakkan peringatan Tahun Baru Islam, Selasa (2/8/2022).
Shafira sapaan akrabnya menilai jika masyarakat di Madusari memiliki kekompakan yang luar biasa dalam menginisiasi sebuah pagelaran seni dan budaya.

“Ini tentu sangat luar biasa dan patut diapresiasi, pasalnya masyarakat kompak dan mau bergotong-royong untuk menyelenggarakan pentas seni dan budaya. Saya yakin seluruh warga masyarakat berpartisipasi aktif sehingga acara ini dapat terselenggara sedemikian rupa,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Shafira mengatakan bahwa pihaknya juga siap untuk ikut mengambil peran dalam upaya pelestarian seni dan budaya yang ada di masyarakat. Pihaknya mengharapkan supaya masyarakat senantiasa menumbuhkan komunikasi dan koordinasi yang intensif dengan kader Partai sehingga ketika terjadi kendala dalam pelestarian seni dan budaya nantinya dapat dibantu oleh Partai.
“PDI Perjuangan itu diilhami oleh ide-ide Bung Karno, termasuk dalam Trisaktinya, yakni Berkepribadian dalam Berkebudayaan. Upaya Nguri-uri Budaya Jawa ini memiliki relevansi yang harmonis dengan program Partai, untuk itu kita juga akan berperan aktif. Jadi, mari kita jalin komunikasi yang intensif, di sini ada Ranting dan PAC sebagai struktur Partai yang dapat menjadi tempat menampung aspirasi masyarakat,” paparnya.
Terakhir, Shafira mendorong pemuda supaya ikut terlibat di setiap kegiatan masyarakat, utamanya yang memiliki tajuk pagelaran seni dan budaya. Baginya, ketika seni tradisional tidak mulai diajarkan kepada pemuda, maka ke depan bangsa ini akan mengalami krisis identitas.
“Pemuda berpartisipasi aktif, ini harus dipertahankan terus, syukur bisa meningkat. Mereka harus diberikan ruang untuk berekspresi. Sangat berbahaya apabila pemuda saat ini apatis dengan local wisdom yang dimiliki bangsa Indonesia. Dampak paling buruk ketika terjadi adalah krisis identitas, kita tidak memiliki jati diri sebagai bangsa Indoensia,” tandasnya.
Koresponden : Enggar – Zidan