Jakarta – PDI Perjuangan melakukan tradisi Bung Karno yaitu menjadikan hari Rabu sebagai hari Partai untuk melakukan pendidikan politik dan kaderisasi. Hari Sabtu merupakan hari Partai yang difokuskan untuk turun dan menyatu dengan rakyat. Hal ini membuat keberadaan Kantor Partai menjadi penting. Kantor Partai adalah rumah rakyat. Seluruh kebijakan strategis digodok di kantor Partai melalui rapat Partai.

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Ibu Megawati Soekarnoputri, meresmikan 20 kantor Partai yang tersebar di seluruh Indonesia, Rabu (22/7/2020). Peresmian Kantor yang diatasnamakan DPP Partai dilakukan secara daring.

Kantor DPD dan DPC Partai yang diresmikan menjadi bagian dari aset Partai yang bersifat tetap dan tidak boleh diperjualbelikan. Penataan aset Partai ini merupakan komitmen terhadap tranparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan aset Partai.

“Kalau PDI Perjuangan berbicara tentang perasan Pancasila adalah gotong-royong, maka hal tersebut muncul karena kepribadian bangsa yang suka tolong menolong. Gotong-royong itu dinamis, kerja bersama dengan memikul tanggung jawab untuk kepentingan dan tujuan bersama. Ringan sama dijinjing berat sama dipikul. Jadi yang mengatakan perasan Pancasila itu gotong-royong lalu dianggap mengganti Pancasila itu sama tidak memahami esensi gotong-royong yang hidup di tengah rakyat. Pancasila itu final dan termaktub dalam Preambule Pembukaan UUD NRI tahun 1945, jadi tidak bisa diubah karena berlaku sebagai falsafah dasar, ideologi negara, dan jiwa bangsa sehingga tidak bisa diganti, terlebih Pancasila telah hidup dan menjadi karakter bangsa. Gotong-royong bersifat spontan, dan tumbuh dalam kehidupan sehari-hari rakyat. Di dalam gotong-royong itulah kita merasakan bagaimana nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan bekerja, demikian halnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” jelas Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto.

Kepribadian bangsa yang selalu mengedepankan gotong-royong, membuat Indonesia patut berbangga karena berdasarkan penelitian PBB, gotong-royong di Indonesia itu paling hebat.
Editor: C. Ayu