Kabupaten Sragen – Pemkab Sragen terus melakukan langkah-langkah strategis guna menurunkan angka stunting. Salah satu wujudnya adalah dengan cara menggelar rembug stunting dan pengukuhan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), Sabtu (2/7/2022).
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati yang akrab disapa Mbak Yuni mengatakan bahwa pihaknya sangat menyambut baik kegiatan rembug stunting Pemkab Sragen tahun 2022 ini. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada stakeholder yang telah melaksanakan berbagai upaya percepatan penurunan stunting di Sragen.

“Kami targetkan kasus stunting turun di bawah 14% pada 2024 di skala Jateng. Tahun ini angka stunting ditargetkan turun jadi 15,3%. Indikator dan penetapan target ini selaras dengan komitmen pemerintah pusat untuk memenuhi tujuan pembangunan berkesinambungan,” ucap Mbak Yuni.
Selanjutnya, Mbak Yuni menargetkan stunting di Sragen turun di bawah 14% pada 2024, karena penanganannya sudah terintegrasi mulai 2022. Penurunan angka stunting di Sragen sangat singnifikan mulai dari 32,4% di 2019 menjadi 18,8% di 2021. Meskipun demikian, angka stunting di Sragen masih di bawah Jateng yang berada di angka 20,9% dan nasional 24,4%.
“Saya meminta kepala desa dan camat di locus stunting 52 desa harus berkomitmen bersama-sama untuk memutuskan stunting di wilayah masing-masing, seperti di Kedawung ada empat desa, yakni Wonorejo, Wonokerso, Mojokerto dan Jenggrik. Semua itu kalau dikerjakan dengan gotong royong maka tidak sulit,” ujar Mbak Yuni.
Terakhir, Mbak Yuni mengatakan terdapat tiga hal yang perlu mendapatkan perhatian, salah satunya yaitu tingginya angka perkawinan anak. Oleh karna itu, seluruh OPD dilibatkan untuk melakukan edukasi pada kelompok sasaran khususnya desa-desa locus stunting.
“Kampanye perubahan perilaku oleh TPPS diharapkan akan mempercepat penurunan stunting di Sragen menjadi kabupaten bebas stunting,” pungkas Mbak Yuni.
Korsponden : Eky Ely