Kota Semarang – Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, yang akrab disapa Mas Hendi mendorong jajarannya untuk dapat memahami perjuangan leluhur, khususnya di dalam membangun Kota Semarang. Hal itu disampaikan Mas Hendi saat berziarah ke Makam Sunan Pandanaran II atau yang biasa dikenal dengan Sunan Bayat di Klaten, Kamis (17/3/2022).
“Jadi yang pertama, agar kawan-kawan memahami perjuangan mereka babat alas Kota Semarang itu luar biasa. Mulai dari dusun kemudian dusunnya berkembang baik, sampai kerajaan Pajang dan Mataram menetapkan Bergota ini sebagai satu kabupaten namanya Kab. Semarang dan kemudian berkembang ke Kota Semarang,” terangnya.
Selain itu, pihaknya juga berharap, agar Pemerintah Kota Semarang memahami filosofi Jawa yaitu “Sangkan Paraning Dumadi”. Mas Hendi mengemukakan, kalimat tersebut memiliki arti bahwa harus ingat jika suatu saat akan kembali ke sang pencipta.
“Dengan panjenengan rawuh di sini, kemudian panjenengan memahami, bahwa hidup ini dari awal selalu ada akhirnya. Semoga kinerja panjenengan ini benar-benar terjaga dan tertata, selalu maksimal mulai dari masyarakat,” imbuh Mas Hendi, yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Semarang.
Selain berziarah ke Makam Sunan Bayat, sebelumnya Mas Hendi juga berziarah ke makam Ki Ageng Pandanaran di Mugas. Menurut rencana, pihaknya juga akan berziarah ke makam Wali Kota pertama Kota Semarang, Moch Ichsan.
“Kalau mau ulang tahun, saya membawa rombongan Pemkot Semarang untuk berziarah ke tempat-tempat para leluhur kita, agar kawan-kawan paham bahwa hari ini kita ada di birokrasi Pemerintahan Kota Semarang ini karena perjuangan beliau-beliau,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Mas Hendi mengingatkan jajarannya, agar selalu istiqomah dalam menjalankan tugas. Jadi, kurang lebih pemahaman itu yang harus dipahami, agar kemudian di dalam konteks kehidupan semuanya bisa saling menghormati, menghargai, serta bekerja sesuai dengan tupoksi sesuai wilayah masing-masing. Insyaa Allah hal-hal ini menjadi tujuan kita.
“Saya juga berharap, dengan kegiatan ziarah makam ini, semoga semuanya bisa mewarisi nilai-nilai perjuangan dari Sunan Bayat, maupun Sunan Pandanaran, sehingga kita bisa membangun negeri kita, khususnya Kota Semarang,” pungkasnya.
Koresponden : WP – Didik