Kabupaten Kebumen – Anggota DPRD Kebumen dari Fraksi PDI Perjuangan, Tatag Sajoko memberi perhatian terhadap aliran Sungai Rowo, Bonorowo yang ditumbuhi eceng gondok.
Tatag Sajoko menyampaikan, tumbuh suburnya tanaman eceng gondok di sepanjang Sungai Rowo mengancam hasil pertanian milik warga. Ratusan hektar lahan pertanian terancam puso atau gagal panen jika persoalan menahun tersebut terus berlarut.
“Ancaman banjir selalu menghantui tujuh warga desa di Kecamatan Bonorowo. Dibalik persoalan itu ternyata dipicu tanaman eceng gondok yang tumbuh subur,” ucapnya, Jumat (4/2/2022).

Tanaman dengan nama latin Eichhornia Crassipes ini menjadi musuh bersama ketika musim hujan tiba, lantaran mengganggu fungsi aliran sungai hingga mengakibatkan banjir. Belum lagi akhir-akhir ini intensitas hujan terbilang masih cukup tinggi.
Atas kondisi tersebut, ia bergerak bersama warga untuk mengurai persoalan tumbuhnya eceng gondok. Anggota Komisi A DPRD Kebumen ini berbaur bersama ratusan warga guna meminimalisir ancaman banjir.
“Mereka serempak kerja bakti dengan peralatan seadanya. Terutama di areal sepanjang 3 kilometer Sungai Rowo,” tambah Tatag.
Tujuh desa yang terancam atas kondisi itu meliputi Desa Mrentul, Desa Bonjok Lor, Desa Bonjok Kidul, Desa Bonorowo, Desa Tlogorejo, Desa Rowosari dan Desa Patukrejo.
“Ada sekitar 500 warga yang terjun langsung di wilayah masing-masing. Mereka bergerak bersama karena merasakan persoalan yang sama,” terangnya.
Tatag meminta kepada instansi terkait untuk lebih peka melihat kondisi yang dihadapi warga. Apalagi banjir yang disebabkan oleh menumpuknya eceng gondok mengancam keberlangsungan sektor pertanian.
“Mayoritas warga didominasi sebagai petani. Kalau ini terus berlarut maka penghasilan warga dari pertanian juga terancam. Jangan tunggu parah dan berdampak panjang,” ujar Tatag.
Menurut Kepala UPTD Pemeliharaan Jaringan Irigasi (PJI) Bedegolan Rahmat Mulyono menyampaikan, Sungai Rowo yang masuk wilayah drainase Wonocolo II menjadi langganan tumbuhnya eceng gondok ketika musim hujan. Bahkan, sungai yang melintasi dua kecamatan yakni Prembun dan Bonorowo cukup mengganggu fungsi drainase sebagai pembuang.
“Sungai Rowo yang saat ini dangkal karena sedimentasi juga dimanfaatkan untuk mengairi sawah sekitar,” ucapnya.
Koresponden : Red