Kabupaten Temanggung – Bertempat di Wadas, Kandangan, Muhammad Ridho Hidayat seorang Calon Kader Juang Kabupaten Temanggung membangun kemandirian ekonominya yang bergerak di sektor pertanian. Usaha yang digelutinya ini dikelola menggunakan mekanisme kerjasama dengan pihak lain, terutama dengan pemodal.
Bagi Ridho, sektor pertanian merupakan penopang yang sangat mendasar bagi kebutuhan hidup manusia. Walaupun banyak masyarakat yang beralih ke sektor yang lebih modern, sektor pertanian pada faktanya tetap mendapatkan pangsa pasar dengan kenaikan permintaan yang signifikan. Hal ini sebenarnya adalah peluang yang mestinya dioptimalisasi oleh generasi muda, terlebih bangsa ini memiliki latar belakang sejarah sebagai negara agraris.

“Pertanian adalah hal yang sangat penting diperhatikan. Ketika eksistensinya tergusur bahkan tidak mendapatkan simpati dari pemuda, tentu ini menjadi problematika yang serius bagi keberlangsungan hidup manusia. Oleh karenanya, saat ini pemuda harus berpartisipasi aktif serta turut andil dalam mengembangkan sektor pertanian,” tutur Ridho.
Era modernisasi yang menghasilkan berbagai teknologi terkini harusnya dioptimalkan untuk meningkatkan produktivitas petani. Jika hal ini terus dikembangkan, tentu akan berimplikasi terhadap pemenuhan kebutuhan manusia. Fakta dan realitas permintaan pasar yang meningkat akan terakomodasi dengan maksimal jikalau terdapat pengaplikasian proses modernisasi, utamanya bagi sektor pertanian.

“Mekanisme bertani yang saya aplikasikan ini mengacu pada dua paradigmatis utama, yaitu progresif dan konservatif. Pemikiran progresif ini bertekad untuk menciptakan produktivitas dalam usaha pertanian yang dijalankan sedangkan paradigma konservatif berfokus kepada cara mempertahankan keberlangsungan ekologis,” papar Ridho.
Bagi Ridho, dua paradigma tersebut harus terakomodasi dalam setiap sektor pertanian. Kedua hal tersebut bukan saja menciptakan surplus bagi pangsa pasar, tetapi juga mengaktualisasikan sustainable development, khususnya di bidang pertanian. Apapun komoditas pertanian yang digarap, seorang petani yang bijak harus mampu menimbang orientasi masa depan yang komprehensif.
Koresponden: Enggar dan Zidan