Hakekat manusia di dunia ini adalah sama. Karena itu manusia inilah yang harus diperhatikan. Manusia-manusia ini adalah massa penentu sejarah, The Makers of History. Bukan saja massa yang hidup di Amerika, atau Kanada, Jerman, atau Swiss, tetapi massa di seluruh dunia. Bahwa World Prosperity, World Emancipation, World Peace, yaitu kekayaan, kesejahteraan, haruslah kekayaan dunia.
Saya datang ke Amerika dan negara-negara lain dengan membawa rombongan. Kepada rombongan ini selalu saya katakan : Lihat, lihat!! Buka mata! Buka otak! Buka telinga! Perhatikan keadaan dan sedapat mungkin carilah pelajaran dari hal hal ini semuanya, agar saudara saudara dapat mempergunakan itu dalam pekerjaan raksasa kita membangun negara dan Tanah Air.
Apa yang mereka perhatikan? Mereka harus perhatikan, bahwa di negara-negara itu terutama sekali di Amerika Serikat, tidak ada Hollands denken .
Hollands denken itu apa? Saya bertanya pada orang Amerika. Hollands denken artinya, berpikir secara Belanda itu apa?
Jawabnya tepat : That is thinking pennywise, proud, and foolish, katanya.
Thinking penny-wise, proud and foolish.
Orang Amerika berkata ini, Thinking pennywise artinya: Hitung..satu sen..satu sen..lha ini nanti bisa jadi dua sen apa ‘ndak?.. satu sen..satu sen. Thinking penny-wise Proud : congkak, congkak. 350 tahun kita dicekoki dengan Hollands denken itu. Selama 350 tahun kita ikut-ikut, lantas menjadi orang yang berpikir pennywise, proud and foolish. Akibatnya, kita menjadi bangsa yang tidak mempunyai imajinasi, tidak mempunyai konsepsi-konsepsi besar, tidak mempunyai keberanian.
Padahal yang kita lihat di negara-negara lain itu, bangsa bangsa yang mempunyai fantasi-fantasi besar: mempunyai keberanian; mempunyai kesediaan imagination, mempunyai menghadapi risiko; mempunyai dinamika. George Washington Monument misalnya, tugu nasional Washington di Washington: Masya Allah !!! Itu bukan bikinan tahun ini; dibikin sudah abad yang lalu. Tingginya! Besarnya! Saya kagum arsiteknya yang mempunyai imagination itu. Bangsa yang tidak mempunyai imajinasi tidak bisa membuat Washington Monument.
Bangsa yang tidak mempunyai imajinasi tidak bisa membuat Washington Monument. Bangsa yang tidak mempunyai imajinasi, bikin tugu, ya rong depo. Tugu rong depo katanya sudah tinggi, sudah hebat.
Bangsa yang tidak mempunyai imajinasi , bikin tugu, ya rong depo. Tugu rong depo katanya sudah tinggi, sudah hebat. Pennj-wise tidak ada.
Mereka mengerti bahwa kita atau mereka jikalau ingin menjadi satu bangsa yang besar, ingin menjadi bangsa yang mempunyai kehendak untuk bekerja, perlu pula mempunyai imagination; imagination hebat. Perlu jembatan? Ya, bikin jembatan tetapi jangan jembatan yang selalu tiap tiap sepuluh meter dengan cagak.
Kalau bangsa dengan imagination, zonder cagak!! Tapi ini sini beton, tapi situ beton!! Satu jembatan, asal kapal besar bisa berlalu di bawah jembatan itu !! Saya melihat di San Fransisco misalnya, jembatan yang panjangnya empat kilometer, hanya beberapa cagak saja. Satu jembatan yang tinggi dari permukaan air hingga limapuluh meter; yang kapal terbesar bisa berlayar di bawah jembatan itu. Saya melihat di Annapolis, jembatan yang panjangnya lima kilometer lebih. Imagination, imagination!!! Ciptaan besar!!! Jembatan raksasa Golden Gate di San Francisco, sudah berdiri sejak tahun 1937.
Kita yang dahulu bisa menciptakan candi-candi besar seperti Borobudur, dan Prambanan, terbuat dari batu yang sampai sekarang belum hancur; kita telah menjadi satu bangsa yang kecil jiwanya. Satu bangsa yang sedang dicandrasengkalakan. Dalam candra-sengkala jatuhnya Majapahit, sirna ilang kertaning bumi!! Kertaning bumi hilang, sudah sirna sama sekali. Menjadi satu bangsa yang kecil, satu bangsa tugu rong depa. Saya tidak berkata bahwa Grand Canyon tidak cantik. Tapi saya berkata: Tiga danau di Flores lebih cantik daripada Grand Canyon.
Kita ini, Saudara-saudara, bahan cukup: bahan kecantikan, bahan kekayaan. We have only scratched the surface, Kita baru ‘nggaruk’ di atasnya saja. Kekayaan alamnya, Masja Allah subhanallahu wa taala. Saya ditanya: Ada besi ditanah-air Tuan? Ada, sudah ketemu? belum digali. Ya, benar! arang-batu ada, nikel ada, mangan ada, uranium ada. Percayalah perkataan pak presiden.
Kita mempunyai uranium pula. Kita kaya, kaya, kaya-raya, saudara-saudara: Berdasarkan atas imagination, jiwa besar, lepaskan kita ini dari hal itu, Saudara-saudara. Gali ! Bekerja! Gali! Bekerja! Dan kita adalah satu tanah air yang paling cantik di dunia.
DISARIKAN DARI ARTIKEL BUNG KARNO DI MAJALAH PANJI ISLAM TAHUN 1940