Kabupaten Brebes – Fraksi PDI Perjuangan DPRD Brebes menolak keras rencana impor beras 1 juta ton. Menurutnya, rencana itu tidak berpihak pada rakyat apalagi menjelang panen raya di berbagai daerah.
“Keputusan impor beras jelas melukai hati petani kita, terkhusus di Brebes. Sebentar lagi masa panen raya. Bagaimana nanti jika beras impor masuk jelas berimbas pada petani yang akan merugi,” kata Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Brebes Mokhammad Rizki Ubaidillah, Senin (22 Maret 2021).
Ia menambahkan, produksi beras di Brebes di masa panen jumlahnya cukup besar. Sehingga jika ditambah beras impor masuk akan membuat petani merana. Menurut dia, sebaiknya pemerintah pusat mengutamakan penyerapan gabah lokal dahulu yang saat ini sudah turun.
“Kita minta pemerintah fokus penyerapan. Berbelas kasihlah pada petani, pupuk sudah sulit, ketika panen harga turun,” ungkap Mas Uki panggilan akrabnya Mokhammad Rizki Ubaidillah.
Tak hanya itu, pihaknya juga siap menghadang beras impor jika memang masuk ke Brebes. “Kita siap hadang beras impor masuk ke Brebes, kita perjuangkan petani untuk tetap bertahan apalagi di situasi pandemi yang serba sulit,” ungkapnya.
Mas Uki mengungkapkan, PDI Perjuangan, menyesalkan sikap Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang sepertinya ngotot impor beras. Mengabaikan koordinasi dengan jajaran kementrian terkait, termasuk para kepala daerah yang menjadi sentra produksi pangan.
“Menteri harus belajar dari kepemimpinan Presiden Jokowi yang selalu membangun dialog, menyerap aspirasi, mengemukakan data-data yang obyektif, baru mengambil keputusan. Menteri tidak hidup di menara gading sebab ia adalah pengemban tugas sebagai pembantu presiden,” jelasnya.
Ia pun mendesak Menteri perdagangan untuk secepatnya melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Baik Kementrian Pertanian, BULOG, asosiasi petani, para pakar di bidang pertanian dan para kepala daerah.
“Jadi Kemendag harus koordinasi untuk meningkatkan kemampuan produksi nasional harus dikedepankan,” pungkas Mas Uki.
Koresponden: Riri