Wahju Djatmika Selenggarakan FGD Kajian Pengembangan Pusat Agribisnis Domba Batur

0
Foto: Wahju Djatmika,Al.Bs.SE Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Banjarnegara Fraksi PDI Perjuangan (tengah) didampingi Syarief Aryfaid Direktur Lembaga Strategi Nasional (kiri), Firman Sapta Adi, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjarnegara (kanan)

Kabupaten Banjarnegara – Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Banjarnegara Fraksi PDI Perjuangan, Wahju Djatmika,Al.Bs.SE, memfasilitasi penyelenggaraan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Kajian Pengembangan Pusat Agribisnis Domba Batur”. Kegiatan ini digelar sebagai upaya memperkuat sektor peternakan lokal sekaligus mengintegrasikannya dengan potensi wisata kawasan Dataran Tinggi Dieng.

Dikatakan Wahju Djatmika, kajian pengembangan ini adalah usulan program dirinyanya yang di laksanakan oleh pemerintah Kabupaten Banjarnegara melalui dinas pertanian dan peternakan yang bekerja sama dengan Lembaga Strategi Nasional (LSN).

Hasil kajian yang dipaparkan LSN menunjukkan bahwa konsep Wisata Agribisnis Domba Batur sangat sejalan dengan kekayaan potensi di Banjarnegara, terutama sektor wisata alam, pertanian, serta karakteristik peternakan khas Domba Batur.

” Domba Batur merupakan ikon Kabupaten Banjarnegara yang harus didukung oleh semua pihak agar mampu mengangkat nama Banjarnegara serta meningkatkan sektor ekonomi, khususnya peternakan dan pariwisata,” pungkas Wahju Djatmika yang juga sebagai Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan

Syarief Aryfaid Direktur LSN mengatakan, ” Dengan diselenggarakannya FGD ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Wahju Djatmika, Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Banjarnegara Fraksi PDI Perjuangan, yang telah memfasilitasi kegiatan ini dalam melakukan kajian terkait pengembangan potensi Domba Batur.

” Ada beberapa poin penting yang saling berkaitan. Yang utama adalah kegelisahan bersama dari para peternak, kepala desa, dan para peserta lainnya bahwa sudah saatnya kita ‘membangunkan’ Domba Batur yang selama ini kurang mendapat perhatian. Seperti disampaikan salah satu kepala desa, kita selama ini seakan lupa bahwa Banjarnegara memiliki potensi besar melalui Domba Batur,” katanya

Riset ini bertujuan untuk membaca ulang potensi tersebut dan melakukan skill up, tidak hanya dari sisi genetika, tetapi juga dari sisi konsep bisnis komunal seperti Bumdes dan Kopdes Merah Putih yang dapat direkomendasikan menjadi model kebijakan pemerintah daerah. Ada beberapa tantangan yang harus segera difasilitasi pemerintah.

Foto: Syarief Aryfaid Direktur Lembaga Strategi Nasional berdiri depan saat melakukan pemaparan materi hasil kajian pengembangan pusat agribisnis domba batur.

Pertama, hingga saat ini belum ada pusat pembibitan genetik Domba Batur di wilayah Batur. Padahal kita selalu membanggakan domba ini, tetapi di lapangan sulit melacak mana domba yang benar-benar asli karena tidak adanya breeding center. Infrastruktur ini sangat penting untuk dibangun. Kedua, keresahan peternak terkait ketersediaan pakan.

Belum ada bank pakan berbasis teknologi tepat guna yang dapat membantu peternak, padahal pakan hijauan semakin sulit dan mahal. Ini bisa menjadi peluang model bisnis baru.”
“Ketiga, Domba Batur perlu dikembangkan sebagai bagian dari integrated farm dalam konsep agribisnis. Tidak hanya dijual sebagai ternak, tetapi juga dikembangkan menjadi daya tarik edu-wisata dan agro- wisata.

Dari hasil riset, diperlukan peta jalan yang selaras antara pemerintah desa, kelompok peternak, dan pemerintah daerah—khususnya Dinas Peternakan, Dinas Pariwisata, dan Dinas Permades—untuk menciptakan satu kawasan pengembangan yang terintegrasi. Selama ini kita sering mendengar nama Domba Batur, tetapi belum ada regulasi yang menetapkan di mana kawasan pusatnya.

” Melalui kajian ini merekomendasikan agar Kecamatan Batur dijadikan pilot project, mengingat ketinggian wilayah, kondisi lingkungan yang sesuai, serta populasi Domba Batur yang memang terbesar berada di sana.” pungkasnya

Foto: Syarief Aryfaid Direktur Lembaga Strategi Nasional berdiri depan saat melakukan pemaparan materi hasil kajian pengembangan pusat agribisnis domba batur. dihadapan peserta FGD

Sementara itu, Firman Sapta Adi, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjarnegara mengapresiasi FGD ini, pengembangan domba Batur. Dari sisi budidaya, para peternak sebenarnya sudah cukup mapan. Yang perlu diperkuat hanyalah aspek recording dan breeding, sehingga membutuhkan pendampingan dari pemerintah.

” Kami juga menyoroti pentingnya pengembangan sisi hilir, yaitu peningkatan nilai ekonomi Domba Batur. Selain produksi daging, domba ini memiliki bentuk dan morfologi yang unik sehingga sangat potensial dikembangkan sebagai ikon wisata. Domba Batur bahkan telah tampil di Dieng Culture Festival dan mendapat SK dari Kementerian Pertanian sebagai domba genetik lokal Banjarnegara,”

FGD ini memfokuskan pembahasan pada peluang bisnis, pariwisata, aspek genetika, dan penguatan identitas lokal untuk meningkatkan nilai ekonominya. Arah pengembangan ke depan Domba Batur sudah cukup lama tidak dibahas, padahal sejak mendapat SK plasma nutfah, populasinya justru stagnan.

” Ini menjadi pr untuk meningkatkan populasi dan memperluas pemanfaatannya.
Hasil diskusi hari ini akan ditindaklanjuti dalam program tahunan atau lima tahunan. Salah satu usulan cepat yang muncul adalah pembangunan ikon patung Domba Batur sebagai simbol daerah. Semoga bisa segera direalisasikan.” pungkasnya

drh. Agung Yuwono, Kabid Dintankannak, mengatakan melalui penelitian ini dapat memungkinkan para peternak domba Batur untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Peningkatan kesejahteraan melalui,
​peningkatan kegunaan domba, yang telah dikaji secara rinci dari sisi hilir.

” Bulu domba dapat dimanfaatkan untuk kerajinan tangan. kotoran domba dapat diolah menjadi kompos dan daging domba dapat diolah menjadi makanan olahan yang meningkatkan nilai jualnya.”

Kegiatan FGD yang dilaksanakan di The Pikas ini dihadiri, Syarief Aryfaid Direktur Lembaga Strategi Nasional, Firman Sapta Adi, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjarnegara, drh. Agung Yuwono, Kepala Bidang Dintankannak, Amin Turjono Dinas Pertanian, Bappelitbang, Indakop, Dinas Pariwisata Banjarnegara, Kepala Desa Batur. Hadir pula perwakilan dari kecamatan Batur, Pejawaran, Wanayasa ddan Pagentan

Koresponden: Dedi Sulaiman

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here