Samuel Wattimena Gelar Bedah Buku, Kupas Keteguhan Sikap Megawati Soekarnoputri

0
Foto: Samuel Wattimena (tengah kemeja batik) saat narasumberi bedah buku "Menangis Tertawa Bersama Rakyat", Jumat (17/10).

Kota Semarang – Anggota Komisi VII DPR RI Samuel Wattimena menggelar Bedah Buku “Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat; Megawati Dalam Catatan Wartawan” di Oued En  Nieuw (toko Oen), Kota Lama, Kota Semarang, Jumat (17/10/2025). Acara ini menghadirkan narasumber yaitu jurnalis senior Kristin Samah, Oerip Lestari dan dimoderatori Danie Budi Tjahyono (Bete).

Samuel Wattimena mengatakan, bedah buku ini bertujuan untuk lebih mengenalkan sikap-sikap dari Megawati Soekarnoputri yang digambarkan oleh komentar para wartawan. Ia mencontohkan, terkait Megawati yang selalu diam dalam kondisi yang diharapkan banyak orang untuk berkomentar.

Foto: Samuel Wattimena (tengah kemeja batik) foto bersama narasumber dan peserta Bedah Buku, Jumat (17/10).

“Beliau sangat yakin bahwa kalau beliau berbicara hanya memberikan panggung buat mereka-mereka yang sebetulnya tidak punya niatan positif,” katanya.

Megawati kata Samuel, sejak muda sudah bersama bung Karno dan paham apa yang harus dilakukan untuk masyarakat.

Terkait anggapan pemikiran Presiden Indonesia kelima yang sulit dipahami, Samuel menegaskan, tidak sulit memahami pemikiran Megawati, namun seringkali masyarakat mempunyai persepsi sendiri apa yang ingin mereka dengar.

“Pada waktu demo yang besar di Jakarta, beliau yang merupakan ketua umum partai penyeimbang, beliau hadir bersama presiden Prabowo dengan ketua partai lainnya,” tegasnya.

“Ibu Mega selalu mengatakan didunia politik itu ada politisi dan ada politikus, jadi politikus ini yang selalu memanfaatkan keadaan tanpa memikirkan berpolitik ini untuk siapa. Sedangkan seorang politisi adalah yang menjadikan masyarakat ini sebagai sumber kepedulian dan apa kebijakan yang harus dilakukan,” jelasnya.

Foto: Buku “Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat; Megawati Dalam Catatan Wartawan”

Sementara itu jurnalis senior Kristin Samah mendorong agar perempuan harus paham politik.

“Politik itu jangan diartikan harus merebut dan mengisi eksekutif, legislatif dan sebagainya, tetapi juga harus paham tentang haknya,” ujarnya.

Menurutnya, mempertanyakan bahan pangan mahal itu sudah berpolitik. Mempertanyakan hak untuk sekolah itu juga bagian dari politik.

“Karena pemerintah mempunyai kewajiban untuk memberi pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. ucapnya.

Akademisi Oerip Lestari menilai, Megawati merupakan seorang yang konsisten memegang teguh konstitusi dan tidak mau melanggar.

“Beliau ingin yang sesuai dengan aturan, kalaupun saya kalah tidak apa-apa kata bu Mega, tidak mau politik dagang sapi. Itu yang saya pegang,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here