
Kabupaten Temanggung – Bekerjasama dengan Balai Jasa Konstruksi Wilayah IV Surabaya, Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Sofwan Dedy Ardyanto menggelar ‘Kegiatan Pembekalan dan Uji Sertifikasi Tukang Pasang Bata Jenjang 1’.
Kegiatan yang berlangsung di Balai Serbaguna Mujiyono, Desa Keblukan, Kecamatan Kaloran ini diikuti oleh 105 peserta yang berasal dari Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang.
Tidak hanya memberikan materi teoritis, kegiatan yang dilaksanakan 6-7 Oktober 2025 itu juga terdapat praktik langsung lapangan.
Agenda ini menjadi jawaban atas amanah Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, dimana setiap tenaga kerja konstruksi wajib memiliki sertifikat kompetensi sesuai keahlian dan keterampilan.
Pasca mengikuti kegiatan, 105 peserta itu mendapatkan sertifikat dari balai terkait yang dapat digunakan sebagai bukti kemampuan teknis.
Kasi Pelaksanaan Balai Jasa Konstruksi Wilayah IV Surabaya, Esthy Dwinda mengatakan terdapat manfaat lain dari kegiatan yang digelar.
“Pertama, untuk meningkatkan daya saing pekerja konstruksi. Kedua, untuk menjamin infrastruktur yang terbangun memiliki kualitas,” paparnya, Senin (06/09/2025).
Sebagai informasi, setiap tahun, Dinas Pekerjaan Umum tingkat kabupaten memang diberi tanggung jawab menggelar pelatihan konstruksi kepada tukang bangunan.
Tetapi, karena kondisi ruang fiskal yang tidak mencukupi, akhirnya pelatihan tidak bisa dilaksanakan.
“Syukur, di Temanggung ini ada Pak Sofwan sebagai saluran aspirasi, sehingga bisa mendorong apa yang menjadi target kabupaten. Untuk tukang, nanti harapannya setelah tersertifikasi bisa dicari oleh penyedia jasa konstruksi,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum Temanggung, Hendy Wahyu Noerhidayat.
Peserta kegiatan yang mengikuti pelatihan turut menyampaikan hal yang sama, lantaran beberapa proyek pembangunan saat ini memiliki aturan administrasi.
“Memudahkan kami, kemarin mau nyoba ikut jadi tukang, tapi mboten gadah (tidak punya) sertifikat. Kalau udah punya nanti pasti terbantu,” kata Sumadyo, salah satu peserta pelatihan yang berasal dari Desa Tepusen, Kecamatan Kaloran.
Pun begitu dengan salah satu anak muda bernama Zana Setiyatno. Ia mengaku mendapat pengetahuan baru dari dunia konstruksi.
“Selama ini belajarnya sendiri, melihat, kemudian mencontoh. Tapi, ternyata ada teorinya. Memudahkan, menjadi lebih cepat, kemudian hasilnya bagus,” terangnya.
Meskipun tukang bangunan saat ini belum mendapat upah sebagaimana kerja keras dan keringat yang dikeluarkan, Sofwan meminta para tukang tidak berkecil hati.
Ia bercerita, dirinya pernah menjadi seorang penerjemah buku asing ke bahasa Indonesia yang membahas bangunan bersejarah dunia.
“Arsitek itu menggambar, insinyur sipil menghitung, tapi yang membuat bangunan indah dan kuat, itu tukang yang ada di lapangan,” tuturnya.
Peserta kegiatan diharapkan terus mengasah pengetahuan dan pengalaman dalam dunia bangunan. Sofwan percaya dua hal itu akan meningkatkan daya tawar tukang.
“Nanti kalau panjenengan (anda) ahli, percaya sama saya, pasti dicari orang. Nanti akan naik terus, jadi mandor, kemudian saya doakan jadi kontraktor,” pungkasnya.
Tim Editor