Samuel JD Wattimena : Potensi Wisata Salatiga Menembus Ruang & Waktu

0
Samuel JD Wattimena
Foto: Samuel JD Wattimena (Depan-Berdiri) dalam Sesi Doorstop Bersama Wartawan Terkait Rencana Pengembangan Pariwisata di Kota Salatiga (27/09/2025)

Kota Salatiga – Cuaca yang terang dan sejuk membawa pertanda baik di Pinus Mice Park, seakan menyatu dengan semangat ratusan orang yang hadir.

Di tengah barisan mahasiswa, pegiat wisata, hingga pejabat dinas, ada satu pesan kuat yang berulang kali digarisbawahi; promosi pariwisata bukan lagi sekadar tugas, melainkan tanggung jawab bersama yang harus dihidupi setiap hari.

Pesan itu datang dari Samuel JD Wattimena, Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, yang hadir berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dalam acara Bimbingan Teknis Promosi Event Nasional Berbasi Digital, Sabtu (27/09/2025).

Foto: Pemaparan Materi Mengenai Pariwisata oleh Samuel JD Wattimena di Hadapan Pejabat Daerah, Pegiat Wisata, hingga Mahasiswa asal Salatiga (27/09/2025)

Baginya, Salatiga bukan hanya kota kecil yang berhias udara sejuk, melainkan rumah yang sudah berumur 1.275 tahun dengan histori panjang yang layak terus diceritakan lewat medium digital.

“Kalau dulu, promosi hanya dianggap sebagai pekerjaan mahasiswa, hari ini kita harus memaknainya lebih jauh. Promosi adalah cara kita menjaga marwah kota, mengabarkan potensi, sekaligus membangun mimpi bersama,” ucap Samuel di hadapan peserta.

Ia mencontohkan desa wisata seperti Kampung Singkong dan Kampung Susu, yang bukan hanya destinasi untuk berkunjung, tetapi ruang belajar, tempat warga berkarya, dan wadah untuk menumbuhkan ekonomi lokal.

Samuel berkomitmen memberikan pendampingan intensif agar pegiat wisata tak berjalan sendiri, melainkan bisa mengemas potensi dengan value yang bisa dikembangkan secara optimal.

Di sisi lain, wajah-wajah mahasiswa yang hadir tampak menyimpan rasa optimis. Bagi mereka, kesempatan untuk belajar langsung dari praktisi dan pemangku kebijakan adalah bagian dari proses tumbuh bersama.

“Salatiga itu bukan sekadar tempat tinggal, tapi tempat kita menanam cerita,” kata salah satu mahasiswa usai acara.

Hari itu, Salatiga seakan berjanji pada dirinya sendiri untuk terus hidup, untuk terus dikenal, dan untuk tak pernah berhenti berbagi cerita.

Bukan hanya lewat papan nama, brosur, atau baliho, tapi lewat suara digital yang bisa menembus batas ruang dan waktu.

Tim Editor

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here