Kabupaten Demak – Ketua DPRD Kab. Demak, Fahrudin Bisri Slamet mengungkapkan, bahwa santri adalah bagian dari tugas tak terpisah untuk terus menjadi pelopor anti intoleran, serta sebagai generasi muda yang menjadi garda terdepan untuk menjaga NKRI.
Senin (12/06/2023), hal tersebut diungkapkan politisi senior PDI Perjuangan itu ketika menghadiri acara Pendidikan Politik dan Wawasan Kebangsaan yang diselenggarakan Kesbangpol Kab. Demak di Pondok Pesantren Al-Hidayat Krasak, Desa Temuroso, Kec. Guntur.
Acara yang bertajuk ‘Pesantren Sebagai Pelopor Anti Intoleran, Kekerasan, dan Bullying’ itu menurut Slamet juga sebagai ruang alternatif untuk menegaskan, bahwa agenda jangan disalah arti dan penafsiran, apabila santri dibekali politik.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kab. Demak itu juga tidak lupa mengajak para santri untuk selalu menjaga perilaku mulia menghormati dan menghargai hal-hal yang berbeda dalam pesantren serta adab belajar kepada guru yang mempunyai ilmu jelas.
“Tentunya ini harus kita pahami bersama, bahwa santri adalah sebagai generasi muda, yang salah satu fungsinya menjadi Pilar Bangsa yang selalu menjaga perilaku mulia menghormati dan menghargai hal-hal yang berbeda dalam kehidupan pesantren serta adab belajar kepada guru yang jelas keilmuanya, bukan belajar dengan mbah google,” katanya.
Terlebih ditambahkannya, bahwa akhir-akhir ini marak dan viral kejadian tidak baik yang mencoreng kebesaran nama pesantren. Ditemukan paham intoleran yang sangat berbahaya dalam pesantren. Ada aksi kekerasan dan ‘bullying’ berlebihan.
“Menyikapi itu semua, peran aktif santri harus selaras dengan tindak tanduk cinta tanah air adalah sebagian dari iman. Santri adalah salah satu pilar penjaga Pancasila dan NKRI, seperti dulu zaman penjajahan, Indonesia merdeka salah satunya berkat doa dan perjuangan para santri,” pungkasnya.
Koresponden : Hana – Rahmad