Kabupaten Banyumas – Menjelang Pemilu 2024, masyarakat di Kab. Banyumas diajak untuk berani menolak politik uang dan keterlibatan para cukong pemodal (oligarki). Pandangan tersebut disampaikan Wakil Bupati Banyumas, Drs. Sadewo Tri Lastiono, M.M.
Menurutnya, ini salah satu cara untuk mengembalikan citra politik yang sampai sekarang sebagian masih dipersepsikan publik, berpolitik itu identik kotor, tidak sehat, keras penuh intrik dan ketegangan.
Persepsi itu tetap bisa diubah, asal para para politikus berani merubah mindset (pola pikir) dan pola gerak, tidak lagi mempraktikkan model politik uang dan politik ‘dagang sapi’.
Sadewo, yang juga Bendahara DPC PDI Perjuangan Kab. Banyumas mengatakan, bahwa masyarakat harus berani berpolitik yang sehat dan menggembirakan. Pihaknya juga berpendapat, dengan memperkuat dukungan dari pembuktian kerja-kerja nyata yang dilakukan secara simpatik dan tetap mengedepankan tata krama (etika), serta kesantunan dalam membangun komunikasi dan kepercayaan masyarakat (konstituen).
“Saat ada kontestasi seperti pileg, pilkada, pilpres hingga pilkades, harus berani menolak politik uang. Politik terkesan kotor, diantaranya, karena adanya politikus-politikus yang mengotori dengan cara seperti itu,” ungkapnya.
Menurutnya, berpolitik yang sehat perlu dilakukan, karena ini penting, agar pemimpin yang terpilih tidak berpikir cepat-cepat untuk mengembalikan modal. Akan tetapi, fokus pada tugas dan tanggung jawabnya, serta merealisasikan janji-janji politik, maupun program yang diperjuangkan untuk kepentingan masyarakat luas.
“Semakin maraknya calon anggota dewan, calon kepala daerah atau pimpinan mulai dari desa, kabupaten/kota, provinsi hingga pusat, didukung oleh para oligarki, sehingga, kalau ada, pasti ada upaya untuk mendapatkan dukungan kebijakan dan proyek,” imbuhnya.
Baginya, target dan tujuan politik yang diperankan oleh semua Partai Politik adalah meraih kekuasaan. Kekuasan yang dimaksud tentunya untuk mensejahterakan masyarakat, bukan untuk memperkaya diri sendiri atau golongan.
“Seperti di PDI Perjuangan, meraih kekuasan ya untuk kemaslahatan masyarakat. Saya nggak ngerti kalau di Partai lain, tapi saya rasa tujuan dari semua partai sama,” jelasnya.
Dalam berpolitik di Indonesia, harus konsisten. Indonesia adalah Negara Kesatuan berbentuk Republik dengan dasar Pancasila, sehingga, saat meraih kekuasan harus konsisten untuk mempertahankan NKRI, Pancasila, UUD 45 dan Bhineka Tunggal Eka (empat pilar kebangsaan). Pancasila sampai sekarang, menurutnya, sangat ampuh sebagai alat pemersatu bangsa. Bahkan falsafah Pancasila pernah diadopsi negara lain.
“Presiden Kuba, Fidel Castro pernah cerita ke Adam Malik, bahwa beliau mengadopsi falsafah Pancasila diterapkan di Kuba yang disesuaikan dengan sistem di negaranya yang sosialis. Waktu kepemimpinannya, negara dikenal makmur,” pungkasnya.
Koresponden : Aim