Kabupaten Klaten – Ketua DPRD Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, S.I.Kom mengikuti upacara tradisi syawalan grebek gunungan ketupat yang diselenggarakan di Bukit Sidoguro, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Sabtu (29/4/2023).
Agenda tahunan ini kembali digelar untuk memeriahkan suasana lebaran, mengingat sebelumnya vakum selama tiga tahun akibat Pandemi Covid-19. Antusiasme masyarakat terlihat dari pengunjung yang hadir dari berbagai daerah dan kalangan.
Dalam kesempatan tersebut, Hamenang menyampaikan bahwa tradisi syawalan grebek gunungan ini merupakan salah satu tradisi peninggalan nenek moyang sejak zaman dahulu. Biasanya, tradisi ini diadakan pada bulan Syawal atau sepekan setelah lebaran.
“Alhamdulillah keseruan grebek syawalan di Bukit Sidoguro kembali terselenggara. Antusiasme warga luar biasa untuk mengikuti prosesi grebeg serta rebutan gunungan ketupat. Tradisi ini sudah bejalan sejak dahulu kala, bahkan di sini termasuk yang paling lama. Ketupatnya ditata menjadi gunungan, kemudian dibacakan doa dan setelah itu diperebutkan masyarakat,” ujarnya.
Politisi muda PDI Perjuangan itu juga mengatakan bahwa ada sekitar 1.000 ketupat yang disiapakan untuk diperebutkan masyarakat. Gunungan ketupat lengkap dengan sayur sambel goreng tersebut disusun rapi menjadi tiga gunungan.
“Ketupat sendiri menurut masyarakat memiliki filosofi yang begitu dalam, yakni dari mengaku lepat (mengaku bersalah untuk secara sadar memohon maaf) kemudian janur (jatining nur), isi ketupat sendiri setelah dibelah berwarna putih (suci), sehingga gambaran tradisi bakdo ketupat syawalan terkandung maksud. Setelah kita menjalankan puasa ramadan selama sebulan kemudian akhirnya kita di momen lebaran saling bermaaf-maafan untuk saling mengakui kesalahan sehingga kemudian kembali menjadi manusia yang fitrah, yang putih, suci, bersih dari dosa dan khilaf,” pungkas Hamenang yang juga menjabat sebagai Wakabid Politik DPC PDI Perjuangan Klaten. Koresponden : Wawan
