Mbak Yuni: Dengan Sinergi, Masalah Stunting Dapat Ditekan

0
Foto: Mbak Yuni Menyampaikan Materi dan Arahan

Kabupaten Sragen – Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati atau yang akrab disapa Mbak Yuni mengumpulkan seluruh kader yang berkaitan dengan penanganan stunting untuk membangun sinergi dan komitmen bersama. Ratusan dokter, tenaga kesehatan, dan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) di Kabupaten Sragen dikumpulkan di Pendapa Rumah Dinas Bupati Sragen, Rabu (22/2/2023).

Mbak Yuni meminta jajaran tim kesehatan untuk berkomitmen menurunkan angka stunting, Angka Kematian Ibu (AKI), dan angaka kematian bayi/balita (AKB). Angka stunting di Sragen adalah 10,72% di tahun 2022 serta ditargetkan turun di bawah 5% pada 2024 mendatang.

Foto: Mbak Yuni Minta Seluruh Tim Kesehatan di Sragen Saling Membangun Sinergitas dalam Mengentaskan Masalah Stunting

Komitmen tersebut dituangkan dalam tanda tangan bersama pada papan yang sudah disediakan. Penandatanganan komitmen diawali oleh mbak Yuni kemudian dilanjutkan Sekda, Kepala Dinkes, hingga kader tingkat desa.

“Ini Komitmen sinergitas dan saling kolaborasi antar kader saat di lapangan. Dari tenaga kesehatan kan berbeda-beda, ada bidan desa, petugas gizi puskesmas, sampai PLKB. Seperti pentahelix dalam penanganan stunting, nanti ada yang mengukur dan ada yang mengecek. Ada pula yang meninjau ke rumah-rumah, sehingga penanganan stunting ini bisa terpadu,” tuturnya.

Mbak Yuni berharap kolaborasi antar kader ini tidak hanya pada aspek kinerja di lapangan, melainkan juga senergi dalam penggunaan anggaran di tingkat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Ada anggaran sensitif dan spesifik dalam penanganan stunting yang totalnya mencapai Rp. 46 miliar pada 2023. Selain itu, masih ada Dana Desa (DD) senilai Rp. 96 miliar serta dana oprasional kegiatan KB senilai Rp. 10 miliar.

“Anggaranya ada, maka yang dipastikan tinggal tepat dalam penanganan dan tidak overlapping, treatment-nya pas. Untuk pengukuranya nanti menggunakan antropometer yang semua kebutuhan Pemkab Sragen dicukupi oleh Kementrian Kesehatan,” jelasnya.

Terakhir, Mbak Yuni bahwa menjelaskan penanganan stunting yang paling efektif ada pada aspek pencegahan. Jika anak balita terlanjur stunting, maka pengobatanya lebih sulit. Mengingat pentingnya aspek pencegahan, maka peran posyandu menjadi krusial. Kalau ada bayi dengan bobot badan di ambang batas kurang, perlu segera ditangani dan dikontrol oleh posyandu.

“Pencegahan ini harus mendapatkan porsi paling besar. Ketika sudah masuk stunting, maka diperlukan penanganan khusus yang tentunya membutuhkan dana yang lebih besar untuk penyediaan susu khusus, obat, vitamin, dan seterusnya. Dengan pencegahan yang massif, maka bisa efisiensi anggaran,” tutupnya.

Koresponden : Eky Ely

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here